Dark/Light Mode

Demonstran Gelar Protes Di Antara Kendaraan Lapis Baja

Pelapor PBB Tuding Junta Ngajak Perang Rakyatnya

Selasa, 16 Februari 2021 05:05 WIB
Seorang demonstran memegang poster di depan kendaraan lapis baja militer di Yangon, Myanmar, kemarin (Foto : EPA).
Seorang demonstran memegang poster di depan kendaraan lapis baja militer di Yangon, Myanmar, kemarin (Foto : EPA).

 Sebelumnya 
Seorang dokter di sebuah rumah sakit di Nay Pyi Taw mengatakan kepada BBC bahwa pasukan keamanan melakukan penggerebekan malam hari di rumah-rumah. “Saya khawatir, karena pemerintah menyatakan jam malam pukul 20:00 dan 04:00, tapi ini memberi polisi dan tentara waktu untuk menangkap orang-orang seperti kami,” kata dokter tersebut, yang tidak ingin disebutkan identitasnya karena alasan keamanan.

“Sehari sebelumnya mereka menyelinap ke dalam rumah, merobohkan pagar, masuk, dan menangkap orang,” sambungnya.

Baca juga : Betawi Di Antara Arab Dan China: Dari Melting Pot Menjadi Cracking Pot

Terkait kabar-kabar mengkhawatirkan itu, Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS), Inggris dan Uni Eropa untuk PBB, mendesak pasukan keamanan untuk tidak membahayakan warga sipil. “Kami menyerukan pasukan keamanan untuk menahan diri dari kekerasan terhadap demonstran, yang memprotes penggulingan pemerintahan yang sah,” bunyi pernyataan bersama para Dubes.

Pelapor Khusus PBB, Tom Andrews mengatakan, upaya junta mengekang gerakan protes yang berkembang di negara itu menunjukkan keputus-asaan. Sama dengan deklarasi perang terhadap rakyatnya sendiri. “Perhatian jenderal: Anda AKAN dimintai pertanggungjawaban,” tulis Andrews di Twitter.

Baca juga : Produksi Nikel Baterai Kendaraan Listrik Jangan Cemari Lingkungan

Seruan juga disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres. Dia mendorong pihak berwenang untuk memastikan hak berkumpul secara damai sepenuhnya dihormati. Dan para demonstran tidak dikenakan aksi represif.

Melalui juru bicaranya, Guterres juga meminta junta untuk segera mengizinkan diplomat Swiss, Christine Schraner Burgener mengunjungi Myanmar untuk menilai situasi secara langsung. Kedutaan Besar AS di Myanmar juga menyarankan warga AS untuk mengikuti aturan jam malam yang diber­lakukan junta. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.