Dark/Light Mode

Mau Rangkul Barat, Sesumbar Anti China

Junta Sewa Pelobi Israel Rp 28 Miliar

Jumat, 12 Maret 2021 05:23 WIB
Polisi Myanmar pukuli pengunjuk rasa antikudeta. (Foto : STR/AFP)
Polisi Myanmar pukuli pengunjuk rasa antikudeta. (Foto : STR/AFP)

 Sebelumnya 
Dekat Dengan China

Ben-Menashe mengatakan, Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar sejak 2016, telah tum­buh terlalu dekat dengan China. Kondisi ini tidak disukai para Jenderal Myanmar. “Ada dorongan nyata untuk bergerak ke Barat dan AS daripada mencoba lebih dekat dengan China,” kata Ben-Menashe.

“Mereka tidak ingin menjadi boneka China,” sambungnya.

Baca juga : Tajir Melintir, Beli Kapal Pesiar Rp 8,5 Triliun

Para Jenderal Myanmar, kata dia, juga ingin memulangkan Muslim Rohingya, yang melari­kan diri ke negara tetangga Bangladesh.

Tembak 7 Demonstran

Korban sipil terus berjatuhan dalam aksi demonstrasi me­nentang kudeta di Myanmar. Kemarin, tujuh warga tewas tertembus peluru tajam aparat keamanan. Lembaga hak asasi manusia Amnesty International mengatakan, militer negara itu menggunakan taktik yang biasa dipakai di medan perang untuk menghadapi demonstran. Enam orang tewas ditembak di jalanan di pusat Kota Myaing, sementara satu orang tewas di distrik North Dagon di Yangon, kota terbesar Myanmar.

Baca juga : Mentan Targetkan Cetak 2,5 Juta Petani Milenial

“Kami melakukan unjuk rasa dengan damai, saya tidak per­caya mereka (aparat) melakukan ini,” ujar seorang pria berusia 31 tahun, yang membantu mem­bawa jenazah korban ke rumah sakit, dikutip Reuters.

Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar mengatakan, lebih dari 60 demonstran tewas dan sekitar 2.000 orang ditahan oleh aparat keamanan sejak kudeta 1 Februari lalu. Mereka turun ke jalan untuk menuntut ku­deta dihentikan, dan meminta dibebaskannya pemimpin terpilih, Suu Kyi dan tahanan lainnya.

Amnesty International menuding militer Myanmar meng­gunakan senjata tempur dalam menangani demonstrasi. Temuan itu berdasarkan hasil pemantauan pada lebih dari 50 video.

Baca juga : Polda Metro Jaya Tangkap Pasutri Tipu Pengusaha Hingga Rp 39,5 Miliar

Namun, seorang juru bicara junta militer Myanmar menolak memberikan komentar. Dia menyebut akan ada konferensi pers oleh Dewan Militer (sebutan untuk penguasa militer Myanmar) di Kota Naypyitaw. Junta sebelumnya menuding demonstran membuat kerusuhan dengan menyerang polisi, serta merusak keamanan dan stabilitas nasional.

Dewan Keamanan PBB pada Rabu mengutuk kekerasan terhadap demonstran dan mendesak militer menahan diri. Sayangnya, PBB terhalang untuk memberi­kan kecaman resmi terhadap ku­deta militer, karena penolakan dari China dan Rusia. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.