Dark/Light Mode

Pabrik China Di Myanmar Dibakar

Taiwan Minta Perusahaan Kibarkan Bendera Negara

Selasa, 16 Maret 2021 05:18 WIB
Demonstran anti kudeta dalam unjuk rasa di Yangon, Myanmar, Minggumalam, 14 Maret 2021. (Foto : Reuters).
Demonstran anti kudeta dalam unjuk rasa di Yangon, Myanmar, Minggumalam, 14 Maret 2021. (Foto : Reuters).

 Sebelumnya 
Korban Tewas

Usai pembakaran perusahaan China, 22 demonstran anti-ku­deta Myanmar tewas ditembak pasukan keamanan di Distrik Hlaingthaya, Yangon.

Kelompok pro-demokrasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) melaporkan, ada 16 demonstran lainnya yang juga ditembak mati di tempat lain, sehingga totalnya 39 korban meninggal sepanjang Minggu (14/3).

Baca juga : Besok Vaksinasi Dosis Kedua, Wartawan Diminta Cukup Istirahat Dan Jangan Lupa Sarapan

Ini menjadikan Minggu 14 Maret sebagai hari paling berdarah sejak kudeta mengguling­kan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

“Mengerikan, orang-orang ditembaki di depan mata saya. Ini tidak akan pernah hilang dari ingatan saya,” kata seorang jurnalis foto yang meminta na­manya tak dipublikasikan.

Tak hanya menembaki demon­stran, militer memberlakukan keadaan darurat di Hlaing Thaya serta distrik-distrik di Kota Yangon.

Baca juga : Akhir Maret, Eijkman Serahkan Bibit Vaksin Merah Putih Ke Bio Farma

Terpisah, Kedutaan Besar (Kedubes) China mengatakan, banyak pekerjanya yang ter­luka dan terperangkap dalam aksi pembakaran pada Minggu (14/3). Pihaknya telah meminta Myanmar untuk melindungi properti dan warga China di negara itu.

Kedubes menggambarkan situasinya sangat parah. Namun mereka tak menyinggung soal kekerasan yang dilakukan mili­ter Myanmar terhadap demon­stran.

“China mendesak Myanmar mengambil langkah lebih lanjut untuk menghentikan semua tin­dakan kekerasan, menghukum pelaku sesuai dengan hukum, dan menjamin keselamatan jiwa dan properti perusahaan dan staf warga China di Myanmar,” bu­nyi pernyataan Kedubes China, dikutip Reuters, kemarin.

Baca juga : Hadapi Demonstran, Tentara Myanmar Pakai Senjata Perang Mematikan

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pembakaran pabrik-pabrik tersebut. Sentimen anti China meningkat sejak kudeta yang menjerumuskan Myanmar ke dalam kekacauan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.