Dark/Light Mode

Niatnya Mau Redam Covid

Ibu Kota India Lockdown Tipis-tipis, Tapi Kampanye Di Benggala Barat Jalan Terus

Selasa, 20 April 2021 07:55 WIB
Warga mengantre tes vaksin di sebua rumah sakit di Hyderabad, India, Senin (19/4). (Foto: AP/Mahesh Kumar A)
Warga mengantre tes vaksin di sebua rumah sakit di Hyderabad, India, Senin (19/4). (Foto: AP/Mahesh Kumar A)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ibu Kota India New Delhi memberlakukan lockdown tipis-tipis pada Senin (19/4) malam hingga Senin (26/4) pagi, untuk mencegah kolapsnya layanan kesehatan di kota tersebut, akibat lonjakan kasus Covid yang gila-gilaan. 

Selama lockdown sepekan, semua toko dan pabrik akan tutup. Kecuali yang menyediakan layanan penting, seperti toko bahan makanan. Orang tidak boleh meninggalkan rumah, kecuali untuk keperluan penting seperti berobat.  

Warga juga diizinkan melakukan perjalanan ke bandara atau stasiun kereta. Ini tentunya jauh berbeda dibanding lockdown terakhir pada tahun lalu, ketika ribuan pekerja migran dipaksa berjalan ke desa asal mereka.

Baca juga : Tidak Usah Panik, Tetap Siaga Dan Jalani Prokes

"Ini lockdown ringan, hanya 6 hari. Jangan pergi meninggalkan Delhi. Langkah ini terpaksa kami tempuh, agar fasilitas layanan tidak kolaps. Saya sangat berharap, lockdown ini tidak diperpanjang," kata Kepala Menteri Delhi, Arvind Kejriwal seperti dikutip India Today, Senin (19/4).

Ambulans yang wara-wiri dari satu RS ke RS lainnya demi mencari tempat tidur yang tersisa pada akhir pekan kemarin, serta antrean pasien yang mengular hanya untuk memasuki fasilitas medis, jadi pemandangan yang lazim di New Delhi.

Tak cuma wara-wiri ke RS, ambulans juga hilir mudik ke krematorium. Rata-rata, satu ambulans membawa 6 jenazah untuk dikremasi.

Baca juga : Surat Rapid Antigen Palsu, 18 Calon Penumpang Di Palu Batal Terbang

"Di tengah situasi yang nyaris kolaps ini, orang-orang terus berdatangan," kata Dr. Suresh Kumar, Kepala RS Lok Nayak Jai Prakash Narayan, salah satu RS terbesar yang menangani pasien Covid, seperti dilansir AP, Senin (19/4). 

Asal tahu saja, jumlah ranjang dengan ventilator di New Delhi yang berpenduduk 29 juta jiwa, tak sampai 100. Sedangkan ranjang untuk orang dengan perawatan kritis. kurang dari 150.

Ketegangan serupa dapat dilihat di bagian lain negara yang luas itu, di mana sistem kesehatan yang rapuh telah kekurangan dana selama beberapa dekade.

Baca juga : Hadapi Covid, China Padukan Metode Pengobatan Barat Dan Tradisional

Layanan kesehatan yang tak punya persiapan menghadapi lonjakan Covid, semakin sempoyongan.  
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.