Dark/Light Mode

Luruskan Mispersepsi Tugas Diplomat Lewat Buku Diplomasi Membumi

Rabu, 30 Juni 2021 06:35 WIB
Luruskan Mispersepsi Tugas Diplomat Lewat Buku Diplomasi Membumi

RM.id  Rakyat Merdeka - Kehidupan sebagai diplomat sering dianggap elitis yang sulit dijangkau publik. Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Austria dan organisasi-organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bermarkas di negara itu Darmansjah Djumala, meluncurkan buku untuk meluruskan pandangan tersebut.

Djumala menyebut, ada anggapan bahwa kehidupan diplomat berjarak dengan rakyat. Menurutnya hal itu adalah sebuah mispersepsi. Dan mispersepsi itu telah dirasakan olehnya sejak bergabung dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) 37 tahun yang lalu.

"Ini yang mengusik saya. Dan dari pengalaman saya, diplomasi membumi itu ada untuk rakyat," ujar Djumala, dalam forum Debriefing Kepala Perwakilan RI, Pengesahan Nota Kesepahaman BPPK Kemlu RI Dengan Universitas Sriwijaya, Bedah Buku: "Diplomasi Membumi: Narasi Cita Diplomat Indonesia", yang digelar virtual, Senin petang (28/6/2021).

Dubes RI untuk Austria Darmansjah Djumala. (Foto Paul Yoanda/RM.id)

Buku itu merupakan kumpulan dari berbagai tulisan Djumala selama lebih dari 30 tahun. Sejak dirinya menjadi mahasiswa hingga beberapa bulan lalu di masa pandemi Covid-19. Buku itu dibagi menjadi delapan bagian dengan tebal 518 halaman.

Baca juga : Meski Keamanan Ivermectin Belum Dipastikan, Niat Baik Moeldoko Diapresiasi

Isi buku itu ada dua bagian besar. Yang menyangkut konsep dan kebijakan normatif informasi serta politik luar negeri. Terkait pemilihan judul buku, kata Djumala, berawal dari mispersepsi yang ada di masyarakat selama ini bahwa diplomat itu mengawang-awang.

Padahal, menurutnya, tugas sebagai diplomat yang antara lain adalah memberikan manfaat bagi rakyat. Dari segi ekonomi, hingga perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI), bersifat nyata. Dan menurutnya, itu merupakan salah satu contoh membumi. Dan, diplomasi semacam itu, mendapat prioritas di era Presiden Jokowi dan Menlu Retno Marsudi.

"Sudah jadi semacam fitur utama dari diplomasi ala Indonesia. Dan itu terasosiasi dengan diplomasi blusukan Pak Jokowi maupun Bu Retno," terangnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan terkait Narasi Cita Diplomat Indonesia. Kata Djumala, itu merupakan semua cita-cita yang kita inginkan. Semacam idealisasi yang ada di dalam diri. Yang menarasikan secara tertulis apa yang ada dalam pikiran kita masing-masing.

Baca juga : Gerakkan Literasi, Perpusnas Gelar Pameran Lukisan Menjawab Pandemi

"Seperti apa yang pernah saya tulis di media-media. Oleh karena itu, buku ini adalah narasi kita," jelasnya. 

Di forum yang sama, Dubes Indonesia untuk Kuwait periode 2019-2021 Tri Tharyat, memaparkan tugas-tugas utamanya diposkan di Timur Tengah itu. Salah satunya yakni, mengubah defisit citra yang dialami masyarakat Indonesia.

Ia bercerita, masyarakat Indonesia lebih dikenal sebagai tenaga kerja penatalaksana atau pekerja rumah tangga. Citra itu tidak bisa dihindari. Karena 10 tahun lalu, sekitar 70 ribu warga Indonesia bekerja sebagai pekerja domestik rumah tangga di negeri kaya minyak itu. Dan saat ini, jumlah itu sudah jauh berkurang menjadi sekitar 2.500 orang.

Para WNI itu, kata dia, merupakan pekerja yang masih tertinggal sejak ada kebijakan moratorium pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) penatalaksana rumah tangga ke luar negeri. Kalau pun masih ada, hal itu terkait dengan tindak pidana penyelendupan atau perdagangan manusia.

Baca juga : Transportasi Massal Tak Beroperasi, Bupati Nganjuk Dibawa Lewat Jalur Darat

"Ini bisa diperhatikan secara serius dan ditindaklanjuti oleh lembaga pemerintah yang terkait," ucap Tri.

Selanjutnya, dalam tugas tersebut ia memperkenalkan Indonesia sebagai salah satu negara anggota G20. Yang merupakan salah satu ekonomi terbesar di dunia. Yang juga memiliki banyak warga yang mempunyai keterampilan yang bisa bekerja di berbagai sektor jasa.

"Terbukti, saat ini sudah ada peningkatan dalam sektor perdagangan hingga pariwisata," pungkasnya.[PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.