Dark/Light Mode

Dongkrak Pendapatan Negara, Indonesia Optimalkan Kerja Sama Ekonomi Digital Dengan China

Rabu, 15 Mei 2019 14:29 WIB
Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun di sela acara ASEAN-China Media Cooperation Forum 2019 di Hotel Grand Millenium, Beijing, China, Rabu (15/5). (Foto: Firsty Hestyarini/Rakyat Merdeka)
Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun di sela acara ASEAN-China Media Cooperation Forum 2019 di Hotel Grand Millenium, Beijing, China, Rabu (15/5). (Foto: Firsty Hestyarini/Rakyat Merdeka)

 Sebelumnya 
Peluncuran ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan pemahaman ratusan juta konsumen China, terhadap produk-produk terbaik Indonesia menjelang 11.11 Global Shopping Festival, yang merupakan pesta belanja sehari terbesar di dunia yang digelar Alibaba setiap tanggal 11 November.

"Saya hadir dalam acara tersebut atas undangan Jack Ma. Dalam semalam, Tmall bisa mencapai nilai transaksi 30,7 juta dolar AS. Sedangkan JD.id, 19 miliar dolar AS. Jadi, totalnya hampir 50 juta dolar AS dalam semalam. Nilai itu sama dengan ekspor kita setahun. Tencent dan Net Dragon juga luar biasa hebat," terang Dubes Djauhari.

Pada kesempatan yang sama, ia menegaskan, bentuk kerja sama seperti itu tidak mengalihkan kepemilikan teknologi. Para investor China itu hanya menanamkan modalnya, untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

Baca juga : Wow, Garuda Jualan Koper GPS Sampai Smart Band Umrah

"Teknologi tetap karya anak bangsa. Meski tanam modal di Gojek, tak berarti Tencent mengambil alih teknologi. Tencent hanya boosting saja, supaya Gojek cepat melaju. Jadi, kalau mau maju, start up kita memang harus bekerja sama dengan perusahaan yang punya inovasi," jelas Dubes Djauhari.

Untuk mengakselerasi cita-cita Indonesia menjadi negara yang sukses dengan ekonomi digital, Dubes Djauhari mengaku siap mengadopsi kemajuan teknologi China dalam 6 bentuk.

Pertama, artificial intelligence atau kecerdasan buatan. Kedua, blockchain atau sistem pencatatan atau database yang tersebar luas di jaringan Ketiga, big data atau data dalam jumlah besar yang bisa digunakan untuk keperluan bisnis. 

Baca juga : Dongkrak Pendapatan Negara, Holding Industri Pertambangan Terus Genjot Hilirisasi

Keempat, internet of things yang merupakan suatu konsep di mana obyek tertentu memiliki kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan, tanpa memerlukan interaksi dari manusia ke manusia, ataupun dari manusia ke perangkat komputer.

Kelima, cloud technology. Ini adalah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi, di mana pengguna komputer diberikan hak akses (login). Keenam, cashless payment alias pembayaran non tunai yang kian marak di Indonesia.

"Kemajuan teknologi di China sangat luar biasa. Saat ini, mereka tak hanya mampu mendeteksi identitas pribadi melalui facial recognition, tetapi juga deteksi urat nadi," tutup Dubes Djauhari. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.