Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Muhammadiyah Dan NU Ikut Seruan Perubahan Iklim Di Vatikan

Kita Sudah Warisi Taman, Jangan Sampai Tinggalkan Gurun Untuk Anak-anak Kita

Selasa, 5 Oktober 2021 20:18 WIB
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti dalam pertemuan para pemimpin agama paling penting dunia di Vatikan di Roma. (Foto: Istimewa)
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti dalam pertemuan para pemimpin agama paling penting dunia di Vatikan di Roma. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Dengan semakin sempitnya jendela untuk memulihkan planet ini, dengan mungkin hanya satu dekade tersisa untuk bertindak, para pemimpin agama dan ilmuwan meminta masyarakat internasional untuk mengambil tindakan sesegera mungkin - dimulai dengan Glasgow - dengan mengatakan, generasi masa depan tidak akan pernah memaafkan, jika kita melewatkan kesempatan untuk melindungi rumah kita bersama.

"Kita telah mewarisi sebuah taman. Kita tidak boleh meninggalkan gurun untuk anak-anak kita," ujarnya.

Keragaman peserta menjadikan momen ini menjadi sangat signifikan, dengan potensi untuk memiliki dampak yang kuat. Tidak hanya pada COP26  tetapi juga pada sekitar 84 persen populasi dunia, yang mengidentifikasi diri mereka dengan sebuah keyakinan.

Mereka yang turut menandatangani - termasuk perwakilan tingkat tinggi dari seluruh denominasi Kristen, baik Islam Sunni dan Syiah, Yudaisme, Hinduisme, Sikhisme, Buddhisme, Konfusianisme, Taoisme, Zoroastrianisme, dan Jainisme – mewakili beragam pemimpin agama.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan, sebagai gerakan Islam yang progresif, Muhammadiyah sangat peduli dengan kerusakan alam dan berkomitmen untuk melakukan yang terbaik untuk melestarikan alam.

Baca juga : Peduli Pendidikan Masyarakat, PTK Bagikan Beasiswa Untuk Anak-anak Pekerja

"Dalam Muktamar ke-47 tahun 2015, Muhammadiyah telah memasukkan tantangan pemanasan global dan perubahan iklim sebagai bagian dari program strategis kami," ujar Mu'ti dalam rilis Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia.

Muhammadiyah telah memulai gerakan keagamaan dan sosial, untuk memiliki lingkungan yang bersih dan meneksplorasi energi alternatif. Seperti matahari, angin, gelombang laut, dan sebagainya.

"Merupakan suatu kehormatan bagi Muhammadiyah untuk berpartisipasi dalam Deklarasi Vatikan. Seruan ini mencerminkan komitmen para pemimpin agama dan ilmuwan untuk menyelamatkan bumi dan menjadikan dunia yang makmur bagi generasi mendatang," imbuh Mu'ti.

Sementara Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama, Ali Yusuf menegaskan, krisis iklim merupakan bukti ketidakmampuan manusia untuk melakukan upaya pemeliharaan dan perlindungan lingkungan hidup. Sekaligus sebagai bukti ketidaktaatan dan ketidakpatuhan manusia terhadap Tuhannya.

"Setiap bentuk kerusakan lingkungan berarti sebuah kemaksiatan dan pengkhianatan manusia terhadap Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus dapat mengatasi krisis iklim saat ini, dengan segala upaya dan kemampuan yang kita miliki untuk membuktikan ketundukan dan penghambaan kita kepada Sang Pencipta, Allah SWT," papar Ali.

Baca juga : Pakar: Jangan Sembarangan Gunakan Pasal TPPU Buat Sita Aset

Jika kita gagal untuk melaksanakannya, maka kita tidak hanya akan mempertanggung jawabkan kegagalan kita untuk menjaga keberlangsungan kehidupan di muka bumi ini. Tetapi juga kegagalan untuk menapaki kehidupan selanjutnya yang abadi di hadapan Allah SWT, Tuhan Pencipta alam semesta.

Ali menyebut, Nahdlatul Ulama melalui LPBI NU telah melakukan banyak inisiasi dan upaya, untuk mengatasi krisis iklim, dengan menggunakan perspektif agama dan berbasis masyarakat melalui serangkaian aktivitas dan program organisasi.

"Oleh karena itu, NU mendukung komitmen para pemimpin agama dan akademisi untuk mengajak dan mendorong semua negara dan semua pihak untuk lebih serius mengatasi krisis iklim saat ini demi kehidupan masa depan yang lebih baik dan sejahtera," tandas Ali.

President-Designate COP26, Alok Sharma, mengaku terhormat, menerima seruan bersama yang bersejarah ini. Saat pihaknya mendesak kemajuan menuju pembatasan kenaikan suhu global hingga 1,5C pada COP26  hanya dalam waktu beberapa minggu.

"Kita semua harus mendengar suara mereka yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim. Saya berharap, para pemeluk agama akan terus menjadi bagian penting dari dialog ini saat kita bekerja sama untuk mendorong aksi iklim," katanya.

Baca juga : Tren Kasus Positif Anak Di Jakarta Makin Tinggi, Jangan Nekat Ke Luar Rumah Bawa Anak-anak

Menanggapi hal tersebut, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengapresiasi bergabungnya Muhammadiyah dan NU dalam seruan para pemimpin agama global paling penting di dunia untuk aksi iklim.

"Jendela tindakan untuk mengatasi perubahan iklim akan segera tertutup. Kita harus meningkatkan ambisi kita sekarang jika kita ingin mencegah bencana. Baik Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama adalah suara penting bagi Islam yang percaya diri, toleran, dan berorientasi ke luar,"  tutur Dubes Jenkins.

Ia menilai, baik Muhammadiyah atau NU telah memiliki dampak yang kuat di panggung dunia, meningkatkan reputasi Indonesia dalam hal rasa hormat, toleransi, dan demokrasi.

Keduanya sudah memiliki proyek-proyek hebat yang sedang berjalan untuk membantu lingkungan.

"Saya berharap seruan ini akan membantu meyakinkan siapa pun yang ragu, bahwa bertindak sekarang atas perubahan iklim adalah tanggung jawab dan kewajiban moral umat manusia," pungkas Dubes Jenkins. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.