Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
Utang Risiko Tinggi
Bank Dunia telah merilis laporan terbaru yang menunjukkan utang negara-negara miskin melonjak hingga 12 persen pada tahun 2020. Secara keseluruhan, utang yang tercatat mencapai 860 miliar dolar AS.
Baca juga : Eks Dirut Sarana Jaya Didakwa Rugikan Negara Rp 152 Miliar
Menurut Malpass, setengah dari negara-negara termiskin di dunia berada dalam kesulitan utang luar negeri atau setidaknya berisiko tinggi.
“Kita membutuhkan pendekatan yang komprehensif untuk masalah utang. Termasuk di antaranya pengurangan utang, restrukturisasi yang lebih cepat dan transparansi yang lebih baik,” jelas Malpass.
Baca juga : Optimalkan Potensi Mangrove Untuk Tekan Emisi GRK
Laporan menunjukkan, stok utang luar negeri negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, jika digabungkan naik 5,3 persen pada 2020 menjadi 8,7 triliun dolar AS. Kondisi ini terjadi di semua kawasan.
Melihat fakta tersebut, Malpass menekankan upaya restrukturisasi utang sangat dibutuhkan. Terlebih Inisiatif Penangguhan Layanan Utang (Debt Service Suspension Initiative/ DSSI) elompok 20 negara akan berakhir tahun ini.
Baca juga : Mantan Direktur Keuangan PT Jasindo Didakwa Rugikan Negara Rp 7,58 Miliar
DSSI yang selama ini menawarkan penangguhan sementara pembayaran utang dianggap cukup membantu.
Kreditor resmi G20 dan Klub Paris meluncurkan program utang khusus untuk merestrukturisasi situasi utang yang tidak berkelanjutan dan kesenjangan pembiayaan yang berkepanjangan negara-negara yang memenuhi syarat DSSI. Tapi, hanya Ethiopia, Chad dan Zambia yang telah menerapkannya sejauh ini. [DAY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya