Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
PM Sudan Dikudeta Militer
KBRI Di Khartoum Nyetok Logistik Untuk 1.300 WNI
Kamis, 28 Oktober 2021 06:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pemimpin militer Sudan akhirnya angkat bicara terkait kudeta awal pekan ini. Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan menegaskan, penggulingan kekuasaan dilakukan demi mencegah perang saudara. Dengan dalih terancam bahaya, Perdana Menteri (PM) Abdalla Hamdok pun diamankan di rumah sang jenderal.
Berbicara pada konferensi pers pertamanya sejak kudeta, Jenderal Burhan mengatakan kemarin, militer tidak memiliki pilihan lain selain membungkam para politisi yang menghasut orang-orang untuk melawan angkatan bersenjata. secara tegas, dia juga menyebut, upayanya ini bukanlah kudeta.
“Situasi bahaya yang kita lihat pekan ini bisa membawa negara ini ke dalam perang saudara,” ungkap Burhan, seperti dikutip Reuters, kemarin.
Baca juga : Pelabuhan Peti Kemas Di Jatim Tekan Ongkir Logistik Ekspor Impor
Terkait sejumlah pejabat yang ditangkap, termasuk PM Hamdok, dia menyebutkan, semuanya dalam keadaan baik-baik saja. Kini, Hamdok ditempatkan di kediaman Burhan dengan alasan keamanan.
“Perdana menteri ada di rumahnya. Namun, kami takut dia ada di situasi berbahaya, sehingga dia ditempatkan bersama saya di rumah saya,” lanjut Burhan.
Pada senin (25/10), dia juga sempat muncul di televisi saat mengumumkan pembubaran Dewan Berdaulat, badan yang dibentuk untuk mengupayakan pembagian kekuasaan antara militer dan warga sipil, serta membawa sudan menuju pemilihan umum yang bebas.
Baca juga : Manila Diisolasi, Stok Logistik untuk WNI Aman
Pengambilalihan militer pada senin lalu (25/10) praktis menghentikan transisi sudan menuju demokrasi. Padahal, transisi tersebut telah berjalan sejak dua tahun pemberontakan rakyat saat menggulingkan Omar Al-Bashir pada 2019.
Selain perdana menteri, militer juga dilaporkan menangkap sebagian besar anggota kabinet, beserta sejumlah pemimpin partai pendukung pemerintah.
Unjuk rasa menentang pemerintah militer memburuk pada selasa (26/10). Ribuan orang dilaporkan ikut serta dalam aksi unjuk rasa menentang pengambilalihan militer, di jalan-jalan Khartoum dan Omdurman. seorang pejabat kesehatan mengatakan, sedikitnya tujuh orang tewas akibat tembakan.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya