Dark/Light Mode

PM Sudan Dikudeta Militer

KBRI Di Khartoum Nyetok Logistik Untuk 1.300 WNI

Kamis, 28 Oktober 2021 06:30 WIB
Warga Sudan membakar ban saat memprotes penangkapan para pemimpin sipil oleh militer. (Foto merupakan video bbC news indonesia, kemarin).
Warga Sudan membakar ban saat memprotes penangkapan para pemimpin sipil oleh militer. (Foto merupakan video bbC news indonesia, kemarin).

 Sebelumnya 
Burhan menyatakan, ke adaan darurat diterapkan di seluruh negeri dan memerintahkan militer sudan untuk aktif menjaga keamanan. Ia berjanji untuk mengadakan pemilu pada Juli 2023 dan menyerahkan pemerintahan kepemerintah sipil.

Al Jazeera melaporkan, ribuan orang ikut dalam aksi unjuk rasa menentang kudeta militer di jalan-jalan Khartoum dan Omdurman, pada selasa (26/10). Ribuan orang tersebut menghadapi serbuan tembakan di dekat markas militer di Khartoum. Di Omdurman, pengunjuk rasa membarikade jalan-jalan dan meneriakkan dukungan kepada pemerintahan sipil.

Baca juga : Pelabuhan Peti Kemas Di Jatim Tekan Ongkir Logistik Ekspor Impor

Pasukan Kebebasan dan Perubahan, koalisi oposisi utama sudan, menyerukan pembangkangan sipil dan protes di seluruh negeri. Massa menuntut agar militer mengembalikan kekuasaan ke pemerintah sipil.

Sudan sebenarnya di bawah ancaman kudeta sejak upaya sebelumnya gagal pada bulan lalu.

Baca juga : Manila Diisolasi, Stok Logistik untuk WNI Aman

Terkait kondisi ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Khartoum tengah menyiapkan cadangan logistik bagi sekitar 1.300 WNI di tengah gejolak krisis di sudan sejak kudeta militer awal pekan ini. KBRI juga menyiapkan kemungkinan evakuasi, bila keadaan memburuk di negara afrika tersebut.

Kuasa Usaha ad Interim dari KBRI Khartoum, Derry Iskandar, mengungkapkan, jaringan komunikasi di sana juga mengalami gangguan. Namun, pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah untuk membantu warga Indonesia di sudan seandainya situasi memburuk.

Baca juga : Dubes Australia Penny Williams, Dampingi Kru HMAS Canberra Serahkan Bantuan

“Agar para WNI tetap di rumah, selalu waspada, dan terus menjalin komunikasi dengan KBRI Khartoum,” ujarnya kepada BBC News Indonesia, selasa malam (26/10). [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.