Dark/Light Mode

Gandeng KBRI Zimbabwe, Kemendag Genjot Peluang Ekspor Ke Afsel

Jumat, 5 November 2021 09:48 WIB
Kegiatan forum bisnis digelar secara virtual oleh Kemendag dan KBRI di Zimbabwe, Rabu (3/11). (Foto: Istimewa)
Kegiatan forum bisnis digelar secara virtual oleh Kemendag dan KBRI di Zimbabwe, Rabu (3/11). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Dubes Dewa mengatakan, Afrika akan menjadi salah satu pusat ekonomi baru. Pada 2040, penduduk dunia yang tumbuh hanya di Afrika dan Asia Pasifik sehingga kedua wilayah tersebut diperkirakan menjadi pusat pertumbuhan dunia.

“Dengan demikian, Afrika menjadi pasar yang dapat kita manfaatkan. Selain itu, perdagangan dengan negara kawasan Afrika terus meningkat, bahkan pada 2019 terjadi peningkatan hingga 200 persen,” ucapnya.

Dubes Dewa menyampaikan, terkait Zimbabwe, Pemerintah negara ini mempunyai visi 2030 menjadi negara berpenghasilan menengah atas. Hal ini didukung dengan strategi rencana pembangunan lima tahunan, pertama 2020—2025 dan kedua 2026—2030.

Zimbabwe juga memiliki perencanaan ekonomi yang jelas melalui strategi pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang.

Baca juga : Genjot Kapasitas Pemuda Pesisir, Kemenpora Gelar Peningkatan Ekonomi Kemaritiman

“Hal ini menjadi kesempatan untuk perdagangan dan investasi. Dari beberapa strategi tersebut akan menjadi peluang ekspor komoditas untuk diproduksi di Zimbabwe. Misalnya minyak kelapa sawit Indonesia diolah menjadi minyak goreng di Zimbabwe,” jelas Dubes Dewa.

Lebih lanjut Dubes Dewa mengatakan, untuk produk lainnya, khususnya produk jadi, Pemerintah Zimbabwe memberikan kebijakan baru, yaitu subsidi untuk para importir. Produk impor tersebut difasilitasi dengan tidak dikenakan bea masuk hingga produk tersebut terjual.

“Ini memberikan dampak positif bagi perdagangan Indonesia. Kami terus mencoba untuk mempromosikan kepada pelaku usaha Indonesia memanfaatkan kesempatan ini,” sambungnya.

Sementara untuk Zambia, Pemerintah negara ini berkomitmen dalam proses pemulihan ekonomi dan ini akan memberikan peluang juga bagi Indonesia.

Baca juga : Gandeng Shopee, BNI Buka Jalan Ekspor Bagi 10.000 UKM Indonesia

Selain itu, Indonesia juga akan lebih diuntungkan dengan dengan adanya perjanjian Africa Continent Free Trade Agreement (ACFTA). Dubes Dewa menambahkan, buyer Zimbabwe selalu berpartisipasi dalam TEI dari waktu ke waktu.

Sebagian besar buyer tersebut telah melakukan kontak dengan pelaku usaha Indonesia.

"Diharapkan buyer dapat melakukan kontak lebih jauh dengan pelaku usaha peserta TEI-DE. Kami akan selalu memfasilitasi pelaku usaha Indonesia, Zimbabwe, dan Zambia untuk meningkatkan volume perdagangan,” pungkasnya.

Pada 2020, total perdagangan Indonesia dan Zimbabwe tercatat sebesar 60,28 juta dolar AS atau sekitar Rp 878 miliar. Dengan nilai ekspor Indonesia ke Zimbabwe tercatat 2,70 juta dolar AS atau sekitar Rp 40 miliar.Sementara impor Indonesia dari Zimbabwe tercatat 57,58 juta dolar AS (Rp 820 miliar).

Baca juga : PLN Gandeng Kemendes PDTT, Genjot Produktivitas Ekonomi Desa Lewat Listrik

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Zimbabwe yaitu minyak nabati dan fraksinya, produk kimia, produk kertas, karet, serta vaksin. Sementara impor Indonesia dari Zimbabwe adalah tembakau, logam paduan, katun, dan suku cadang mesin. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.