Dark/Light Mode

Xi: AS-China Harus Perbaiki Komunikasi

Selasa, 16 November 2021 11:56 WIB
Xi: AS-China Harus Perbaiki Komunikasi

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping akhirnya bertemu dalam KTT virtual pada Senin (18/11) malam. Salah satu agendanya, membahas soal ketegangan di Taiwan.

"Sepertinya, saya harus memulai acara ini dengan lebih formal. Sekalipun saya dan Anda tidak pernah formal satu sama lain," kata Biden kepada Xi, saat memulai pembicaraan seperti dikutip Reuters

Biden pun tersenyum lebar, saat wajah Xi muncul di layar lebar White House’s Roosevelt Room.

Kepada Xi, Biden mengatakan, mereka perlu pelindung akal sehat untuk mencegah konflik AS-China

"Hubungan bilateral AS-China memiliki dampak mendalam tidak hanya di negara kita, tetapi juga seluruh dunia," kata Biden.

Baca juga : BPIP: Pejabat Harus Berakhlak!

Biden berjanji untuk menangani bidang-bidang yang menjadi perhatian Washington, termasuk hak asasi manusia dan masalah-masalah lain di kawasan Indo-Pasifik.

Berbicara lewat interpreter, Xi mengatakan kepada Biden, kedua negara harus memperbaiki komunikasi dan menghadapi tantangan bersama di tengah tingginya tensi kedua negara terkait masalah Taiwan, dan beberapa masalah penting lainnya.

"Saya sangat gembira, bisa berjumpa kawan lama Joe Biden. Saya siap bekerja sama dengan pemimpin AS," kata Xi.

Kementerian Luar Negeri China memaparkan, hubungan China-AS yang sehat dan stabil diperlukan untuk menjaga lingkungan internasional, untuk menemukan tanggapan yang efektif terhadap tantangan global.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dan tsar kebijakan Asia Biden Kurt Campbell termasuk di antara pejabat AS yang menghadiri panggilan tersebut.

Baca juga : Rilis 2 Rasa Varian Baru, Forisa Ajak Konsumen Eksplorasi

Dari pihak China, Wakil Perdana Menteri Liu He, diplomat top Yang Jiechi dan Menteri Luar Negeri Wang Yi termasuk di antara para pejabat yang hadir.

Kedua pihak berharap, pembicaraan akan membuat hubungan tidak terlalu sengit.

AS dan China, ekonomi terbesar di dunia, memiliki pandangan yang berbeda tentang asal usul pandemi Covid-19, aturan perdagangan dan persaingan, perluasan persenjataan nuklir Beijing dan tekanan yang meningkat terhadap Taiwan, di antara masalah-masalah lainnya.

Gedung Putih telah menolak untuk menjawab pertanyaan, tentang kemungkinan AS mengirim pejabat ke Olimpiade Musim Dingin Beijing pada Februari 2022.

Aktivis dan anggota parlemen AS telah mendesak pemerintah Biden untuk memboikot Olimpiade.

Baca juga : Rizki Aulia Tunggu Kontribusi Terbaik Jenderal Andika Perkasa

"Kedua belah pihak berusaha menetapkan tujuan panggilan untuk menciptakan stabilitas dalam hubungan. Baik melalui bahasa kolegial mereka, ataupun kerangka percakapan secara keseluruhan dan pentingnya hubungan," kata Scott Kennedy, pakar China di Center for Strategic and International Washington Studies.

"Pertanyaannya, apakah mereka akan mencapai kesepakatan tentang apa pun. Atau setidaknya, setuju untuk tidak setuju dan menghindari langkah-langkah eskalasi " imbuhnya.

Sejak dilantik pada Januari 2021, Biden telah berbincang 2 kali dengan Xi. Berhubung Xi menolak bepergian ke luar negeri karena situasi pandemi, pertemuan dengan Biden pun digelar secara virtual. [HES]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.