Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menghemat Emosi Umat (2)

Minggu, 6 Maret 2022 06:36 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Salahnya, mereka menilai mati den­gan meledakkan diri bersama bom yang ditujukan kepada sekutu-sekutu kaum kafir dianggap pula mati syahid. Padahal boleh jadi mereka hanya mati konyol, bukan mati syahid.

Kategori syahid kriterianya sangat panjang. Yang pasti, tidak boleh nekat melibatkan diri dalam suatu peran yang mengancam jiwa, seperti meledakkan diri dengan bom untuk membunuh musuh.

Baca juga : Menghemat Emosi Umat (1)

Rasulullah dan para sahabatnya tidak pernah mencontohkan suatu kejadian yang dapat membenarkan bom bunuh diri atau semacamnya. Bahkan, dalam hadis ditemukan orang yang bunuh diri sama dengan mati kafir.

Orang yang nekat dapat dianalogikan dengan bunuh diri dan orang bunuh diri dianggap mati kafir, dan orang kafir tidak boleh dishalati. Itulah sebabnya ada fatwa yang pernah menyatakan, jenazah para teroris tidak perlu diurus secara Islam karena perbuatannya sudah keluar dari koridor Islam.

Baca juga : Memahami Kelompok Radikal (5)

Pembakar emosi umat tidak akan pernah hilang. Semenjak masa Nabi sampai sekarang selalu ada saja orang yang menjadi faktor terbakarnya emosi umat. Salah satu contohnya ialah pem­buatan fillm The Innocence of Muslim yang membuat kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Film ini sudah menjatuhkan sejumlah korban, termasuk Duta Besar AS di Libia. Di tanah air, kita juga ikut terpicu dengan film tersebut. Sebelumnya juga ada film Fitnah dan kartun yang mendiskreditkan Nabi Muhammad SAW. Semua bentuk penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW selalu menimbulkan reaksi besar umat Islam.

Baca juga : Memahami Kelompok Radikal (4)

Cara paling efektif menghadapi usaha provokasi umat ialah mengen­dalikan diri, seperti dicontohkan Nabi Muhammad SAW sendiri. Di dalam Al-Qur’an tidak kurang dari sembilan kali Nabi Muhammad diolok-olok sebagai orang gila (majnun), antara lain:

“Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelin­cirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al-Qur’an dan mereka berkata: “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila”. (QS Al-Qalam/68: 51).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.