Dark/Light Mode

Strategi 3W Puntodewa

Senin, 21 Maret 2022 06:10 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Setidaknya ada tiga faktor menghambat laju globalisasi. Pertama, perang dagang dipelopori oleh Donald Trump. Kedua, serangan Covid-19 mampu menghancurkan ekonomi dunia. Dan yang terakhir, dampak invasi Rusia ke Ukraina. Globalisasi merupakan mesin pertumbuhan ekonomi dunia. Tetapi dengan hambatan di atas bukan tidak mungkin pasokan energi dan pangan di berbagai negara bakal terancam. Sehingga ancaman kelaparan dan munculnya masalah sosial tinggal menunggu waktu.

Baca juga : Makna Kemping Parikesit

“Pantesan minyak goreng langka dan kalaupun ada harganya selangit,” celetuk Petruk, cengengesan. Romo Semar enggan menanggapi komplain mahalnya minyak goreng di pasaran. Semar sedang asyik mengikuti tayangan balapan MotoGP sambil menikmati sarapan paginya. Semenjak harga minyak goreng melambung, Semar tidak berani minta masakan yang aneh-aneh ke istrinya. Semua masakan dikukus dan direbus. Kalaupun mau variasi, makanan tersebut dibuat rujakan. Untuk sementara, tidak ada makanan yang digoreng. Hal ini untuk menghemat anggaran belanja dapur. Kepulan asap rokok klobot membawa ingatan Romo Semar ke zaman Mahabarata. Ketika Prabu Puntadewa menghadapi serangan pagebluk dan paceklik. Larang pangan dan bahaya kelaparan menyerang kerajaan Amarta.

Baca juga : Menang Kalah Jadi Abu

Kocap kacarito. Para satria Pandawa baru saja menyelenggarakan sesaji Rajasuya sebagai bentuk syukur atas berdirinya kerajaan Amarta. Pandawa berhasil babat hutan Wana Marta untuk didirikan sebuah kerajaan. Atas keberhasilan tersebut Pandawa mengundang raja-raja dari berbagai kerajaan. Raja sahabat dari berbagai wilayah diundang untuk merestui berdirinya kerajaan Amarta. Puntadewa berharap dengan menjalin banyak mitra memudahkan berdagang dan kerja sama.

Baca juga : Pesan Aswatama Ambyar

Pascaupacara sesaji Rajasuya, kerajaan Amarta diserang pagebluk. Berbagai penyakit menyerang kawula tanpa pandang bulu. Ibaratnya pagi sakit sore meninggal dunia. Seluruh tabib kerajaan dikerahkan untuk mencari obat penawar. Namun tidak membuahkan hasil maksimal. Puntadewa minta Arjuna pergi ke Sapta Arga menghadap eyang Abiyasa melaporkan keadaan yang menimpa Amarta. Sedangkan Bima diutus ke Dwarawati minta bantuan Prabu Kresna. Sebagai titising Dewa Wisnu, Kresna tahu apa yang menyebabkan Pagebluk.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.