Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menghemat Politik Identitas (32)

"Masuklah Melalui Pintu Yang Berbeda-beda"

Jumat, 16 September 2022 06:29 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Buah tidak akan jatuh jauh 2 dari pohonnya. Pepatah ini berlaku bagi Nabi Yusuf. Ia merupakan ahli waris spiritual dan intelektual bapaknya, Nabi Ya’qub. Kearifan sang ayah menurun pada anaknya. Perhatikan kearifan seorang ayah yang memberi kemerdekaan terhadap anaknya: “Dan Yakub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikit pun daripada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal berserah diri". (Q.S. Yusuf/12:67)

Baca juga : Islamo Phoby: Cecak Atau Buaya?

Nasehat sang ayah jauh dari kesan panatisme. Ia memberi­kan kemerdekaan penuh kepada anak-anaknya. Namun, ia tetap menekankan arti sebuah tanggung jawab dan tawak­kal kepada Tuhan. Kemerdekaan tanpa tanggung kawab akan melahirkan kebablasan dan tanggung jawab tanpa tawakkal kepada Tuhan akan melahirkan keangkuhan dan kesombongan.

Baca juga : Mengelola Bahasa Agama

Nasehat ini memberi warna terhadap kebijakan sang anak ketika Yusuf menjadi pemimpin negeri Mesir. Ketika negara-negara asing menyatakan ketergantungan pangan­nya kepada negeri Mesir akibat kemarau berkepanjangan, maka Nabi Yusuf tidak membawa negerinya sebagai negeri angkuh yang mendiktekan berbagai kepentingannya kepada negara sekutu. Ia malah memberikan kelonggaran untuk membangun perekonomian negeri mereka yang sedang morat marit.

Baca juga : Politik Shalat Jamaah (2)

Yang paling menakjubkan dari Nabi Yusuf ialah ke­mampuan untuk memaafkan orang-orang yang pernah bermaksud jahat terhadapnya, meskipun itu ialah saudara kandungnya sendiri. Ketika ia memanggil dan menerima saudara-saudaranya dalam suasana dramatis, Nabi Yusuf tidak tergambar sedikitpun rasa dendam di wajahnya. Padahal merekalah yang pernah dengan keji melemarkan­nya masuk ke dasar sumur.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.