Dark/Light Mode
Menghemat Politik Identitas (29)
Politik Shalat Jamaah (2)
RM.id Rakyat Merdeka - Dalam kesempatan berbeda Rasulullah pernah memipin shalat cepat sekali, berbeda dengan biasanya. Sahabat bertanya, kenapa shalat tadi cepat sekali, tidak seperti biasanya. Rasulullah menjawab: Apakah anda tidak mendengar ada anak kecil di belakang menangis, mungkin ibunya ikut shalat. Kasihan anak itu kalau shalat kita lebih lama.
Baca juga : Politik Shalat Jamaah (1)
Kiranya shalat berjamaah dapat menjadi pelajaran politik penting bagi kita bahwa, sahnya shalat berjamaah harus ada pemimpin yang berwibawa (imam), ada rakyat yang santun (ma’mum), dan ada konsep aturan yang mengatur antara imam dan ma’mum yang disebut imamah.
Baca juga : Mencegah Permufakatan Jahat
Imam yang dipilih harus dapat memimpin shalat dengan baik dan bersedia menerima kritikan dari ma’mum jika ia terbukti melakukan kesalahan.
Baca juga : Strategi Islam Di Dalam Bela Negara Dan Cinta Tanah Air
Ma’mun mengikuti imam dengan setia dan santun. Dalam menyampaikan kritikan, sudah tersedia mekanisme dan tata caranya. Sehebat apapun seorang ma’mun, tidak dibenarkan mendahului imam. Ma’mum yang menyimpang dari ketentuan diancam shalatnya batal.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.