Dark/Light Mode
Sebelumnya
Sebetulnya, pola hidup hedonisme adalah hak setiap orang dan sesungguhnya sah-sah saja sepanjang itu tidak menimbulkan efek sosial yang negative dan destruktif. Namun, dalam kenyataannya, pola hidup hedonisme cenderung selalu ada unsur demonstratif, yaitu memamerkan dan mempertontonkan eksklusifisme kehidupan di tengah kehidupan masyarakat yang memprihatinkan. Akibatnya, masyarakat kelas bawah yang jumlahnya mayoritas tidak bisa dibendung kebencian dan keirihatiannya terhadap segelitir orang eksklusif tersebut. Akibatnya lebih jauh, kecemburuan sosial semakin menggejala, kejahatan dan kriminalitas merajalela, dan rasa frustrasi masyakat semakin berkembang.
Dari sudut pandang agama, mendemonstrasikan kemewahan lifestyle di tengah para fuqara dan masakin sesuatu yang tercela. Di dalam Al-Qur’an ada sebuah surah yang mencela orang-orang seperti ini, yaitu Q.S. al-Ma’un: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat ria, dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (Q.S. al-Ma’un/107:1-7). Yang termasuk orang beragama palsu dan percuma di dalam shalatnya ialah mereka yang tidak care atau prihatin terhadap lingkungan sosialnya. Termasuk di antaranya mendemonstrasikan kemewahan di tengah orang-orang yang memprihatinkan. Dengan demikian sudah jelas bahwa hedonisme adalah sebuah ancaman dunia kemanusiaan dan kemasyarakatan. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.