Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Era Baru Imlek

Senin, 23 Januari 2023 06:39 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka -
Oleh: Prof. Tjipta Lesmana
Pengamat Sosial-Politik

KH Abdurrachman Wahid atau Gus Dur adalah tokoh pertama yang mendobrak pintu-pintu diskriminasi di Indonesia ketika beliau menjabat Presiden R.I. Tindakan yang diambil secara drastis ketika itu antara lain menetapkan hari Imlek dinyatakan libur nasional. Kedua, Kong Hu Tju sebagai agama resmi di Indonesia dengan kedudukan sama dengan agama-agama resmi yang sudah diakui pemerintah selama ini. Ketiga, komunitas Tionghoa di seluruh Tanah Air boleh merayakan Imlek secara bebas, termasuk upacara-upacara keagamaan di klenteng-klenteng di Tanah Air, termasuk pertunjukan Barongsai yang sangat khas Tionghoa.

Baca juga : Ada Apa Antara Bu Mega Dan Jokowi?

Tindakan Gus Dur yang berani ini sungguh mendapat pujian luar biasa, bukan hanya dari berbagai pihak di dalam negeri, tapi juga di luar negeri.

Namun, tidak sedikit pihak di dalam negeri yang menentang kebijakan Gus Dur. Sentimen anti-China yang sudah berakar ratusan tahun mencoba memblokir kebijakan Gus Dur. Sebagai Kepala Negara yang tersohor di manca negara, Gus Dur siap melawan siapa pun untuk melaksanakan pihak mana pun yang menghalanginya.

Baca juga : Teka-teki Hukuman Atas Ferdi Sambo

Gus Dur diam-diam menjadi simbol politik pluralisme yang kokoh.

Namun, setelah Gus Dur wafat, kelompok-kelompok anti-Tionghoa diam-diam bangkit kembali, sentimen anti-China pun bangkit kembali. Pemerintah tampaknya tidak berani menghantam kelompok-kelompok tersebut yang kian radikal.

Baca juga : Reshuffle Kabinet: Siapa Yang Dagdigdug

Beruntung kebijakan Gus Dur yang sangat pluralistis ketika itu sempat menjalar ke mana-mana, memunculkan kelompok-kelompok baru pro-Gus Dur yang diam-diam mengangkat tinggi-tinggi kebijakan pluralisme. Yang lebih menggembirakan, kelompok-kelompok baru yang revolusioner “keturunan" Gus Dur ini sebagian golongan milenial, generasi muda yang sangat mencintai NKRI dan Bhinneka-Tunggal-Ika.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.