Dark/Light Mode

Membaca Ulang Al-Quran (23)

Memahami Makna dan Hakekat Ta’awwudz (2)

Jumat, 14 April 2023 07:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Hakekat isti’adzah hanya akan diperoleh seseorang yang mengetahui dirinya dan Tuhannya. Seseorang yang tidak memiliki pengetahuan akan kebesaran Tuhannya dan kelemahan dirinya sebagai manusia, maka dia tidak pantas untuk memohon perlindungan Allah SWT. Hal itu karena manusia itu dinilai berdasarkan salah satu dari dua hal yang ada pada dirinya, yaitu ilmu atau perbuatannya. Orang yang tidak memiliki pengetahuan akan kebesaran Tuhannya dan kelemahan dirinya sebagai manusia, maka tidak mungkin mampu melakukan sesuatu yang menunjukkan ketundukannya pada Tuhannya. Ini artinya orang tersebut tidak berilmu dan tidak beramal, karena tanpa ilmu tentu amal akan kehilangan makna.

Baca juga : Memahami Makna dan Hakekat Ta`awwudz (1)

Mengapa manusia perlu memohon perlindungan Allah dari kesalahan, godaan setan, dan sebagainya? Hal itu karena manusia tidak bisa hanya berpegangan pada fitrah kemanusiaannya, atau kepada hukum alam semata. Manusia butuh perlindungan dari Tuhannya dari hal-hal yang tidak diinginkannya. Betapa banyak para ulama dan cendekiawan yang tidak mampu memecahkan persoalannya sepanjang hidup mereka menjadi contoh dalam hal ini. Persoalan yang mereka anggap benar, ternyata suatu saat kemudian terbukti keliru. Hal-hal seperti inilah yang menyebabkan terpecah-pecahnya umat, karena masing-masing merasa paling benar berdasarkan keyakinannya, dan yang lain sesat. Padahal, kebenaran bukan pada pikiran masing-masing orang. Kebenaran hakiki hanya ada pada Allah SWT. Karena itu, manusia butuh memohon perlindungan kepada Allah Yang Maha Bijak, Pencipta manusia dan jin.

Baca juga : Antara al-Qur’an dan al-Furqan

Setiap orang dalam setiap keadaan dan kedudukan, menghadapi setannya sendiri yang sesuai dengan keadaannya. Semakin tinggi kedudukan seseorang semakin kuat pula godaannya. Itulah makna isti’adzah yang selalu diperingatkan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Dalam Tafsir Al-Syairazy disebutkan bahwa di dalam diri kita sesungguhnya laksana memiliki neraka jahanam yang memiliki 19 pintu: 5 panca indera lahir, 5 panca indera batin, 2 kekuatan syahwat dan amarah, serta 7 kekuatan alami. Meskipun 19 pintu itu sama pada setiap orang, namun pengaruhnya berbeda pada masing-masing orang. Banyak hal yang dapat memengaruhi fungsi 19 pintu tersebut, yang kemudian juga memengaruhi kondisi hati seseorang. Bahkan tak jarang fungsi 19 pintu tersebut membelokkan hati manusia dari alam ruhani ke alam jasmani belaka. Jika demikian, maka untuk menyelamatkan hati agar selalu bersih dan terhindar dari kegelapan, tidak ada jalan lain selain memohon perlindungan dan pertolongan Allah SWT. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.