Dark/Light Mode

Membaca Ulang Al-Quran (17):

Pendekatan Hermeneutika (2)

Sabtu, 8 April 2023 07:20 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebenarnya, pendeka­tan ini bukan hal yang baru. Bibel (Alkitab) kitab suci agama Kristen sudah lama menggunakan metode ini di dalam memahami kitab sucinya. Istilah hermeneutika dapat ditemukan dalam literatur peninggalan Yu­nani Kuno, seperti Organon karya Aristoteles yang di dalamnya terdapat risalah terkenal Peri hermenêias (Tentang Penafsiran). Ia juga digunakan dengan bentuk nominal dalam epos Oedipus at Colonus, beberapa kali muncul dalam tulisan-tulisan Plato, dan pada karya-karya para penulis kuno, seperti Xenophon, Plutarch, Euripides, Epicurus, Lucretius, dan Longinus. Kedua istilah tersebut diasosiasikan kepada Hermes (hermeios), yang dalam literature klasik Islam dihubungkan dengan Nabi Idris, seorang utusan (dewa) dalam mitologi Yunani Kuno yang bertugas sebagai “juru bicara” Tuhan, yakni menyampaikan dan menerjemahkan pesan Dewata yang masih samar-samar ke dalam bahasa yang bisa dipahami manusia (R. E. Palmer, Hermeneutics,1969, 13-14).

Hermeneutika Gerhard Ebeling, adalah kiasan untuk tiga tugas utama hermeneutika modern. Pertama, mengungkapkan sesuatu yang tadinya masih berada dalam pikiran melalui kata-kata sebagai medium penyampaian. Kedua, menjelaskan secara rasional sesuatu yang sebelumnya masih samar-samar sehingga maksud atau maknanya dapat dimengerti. Terakhir, menerjemahkan suatu bahasa yang asing ke dalam bahasa lain lain yang lebih dikuasai (Jean Grondin, Introduction to Philosophical Hermeneutics. 1994, Halaman. 20).

Baca juga : Pendekatan Hermeneutika (1)

Hermeneutika dan penafsiran mempunyai wilayah persentuhan tetapi keduanya tidak identik. Penafsiran teks adalah kegiatan berpikir, praktek penafsiran, usaha memahami. Untuk berpikir orang bisa tidak bermetode, tapi befikir yang baik adalah berfikir dengan metode. Jika diputuskan untuk menggunakan metode dalam menafsirkan atau memikirkan teks, maka di situlah hermeneutika berperan. Jadi hermeneutika adalah metode atau teori penafsiran.

Dengan demikian, hermeneutika tidak selamanya berarti metode tetapi juga bisa berarti teori (Kunstlehre), sebagaimana menurut Schleiermacher. Menurutnya, teori berarti metode dan filsafat. Sebab metode adalah teknik-teknik menafsirkan secara benar. Sebagai filsafat, hermeneutika berarti segala macam usaha manusia memahami apa yang terjadi ketika manusia menafsirkan teks dan apa yang terjadi ketika metode-metode interpretasi tertentu dirumuskan atau digunakan dalam penafsiran. Dalam berbagai literatur hermeneutika modern, proses pengungkapan pikiran dengan kata-kata, penjelasan yang rasional, dan penerjemahan bahasa pada dasarnya lebih dekat dengan pengertian penafsiran (exegesis) daripada hermeneutika. Hal ini karena eksegesis berkaitan dengan kegiatan memberi pemahaman tentang sesuatu ketimbang perbincangan tentang teori penafsiran yang lazim dalam hermeneutika.

Baca juga : Berbagai Perspektif Pemahaman Al-Qur’an

Kekhususan dan sekaligus keutamaan ‘Ulum Al-Qur’an di dalam memahami teks Al-Qur’an ialah lebih aman untuk memelihara aqidah ummat, lebih compatible dengan teks Al-Qur’an, sudah teruji dalam sejarah intelektual dunia Islam, lebih banyak mengikuti tradisi penafsiran Nabi, para sahabat, dan tabi’in, dan tentu saja memiliki referensi lebih luas, komperhensif, dan uptodate.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.