Dark/Light Mode

Menggagas Fikih Siyasah Indonesia (24)

Tidak Menelantarkan Non-Muslim

Kamis, 15 Juni 2023 06:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Jika kita berbicara tentang kemanusiaan maka ada ayat yang sering dikemukakan ialah:

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam/Q.S. Al-Isra'/17:70). Siapapun yang merasa anak cucu Adam tidak boleh menelantarkan apalagi menghina kelompok non-muslim, apapun agama, kepercayaan, etnik, dan kewarganegaraan orang itu.

Ayat lain juga menegaskan: Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman/Q.S. al-Syu'ara/26:114). Barangsiapa yang membunuh seorang manusia …, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya/Q.S. al-Maidah/5:32).

Baca juga : Dasar Toleransi Dalam Bernegara

Sebuah riwayat dari Asma’ binti Abu Bakar yang menanyakan perihal ibunya yang non-muslimah kepada Nabi, apakah boleh bersilaturahmi dengannya, lalu dijawab oleh Nabi: “Sambutlah ibumu dan bersilaturahmilah dengannya”. (H.R. Al-Hakim).

Seperti kita ketahui, ibu Asma’ saat itu masih musyrik. Masih banyak keluarga Nabi yang juga masih musyrik, termasuk kakeknya sendiri, Abdul Muthalib, yang hingga wafatnya tidak mengucapkan dua kalimat syahadat, tetapi luar biasa respeknya Nabi, sang cucu, terhadapnya.

Dalam kesempatan lain, Aisyah menceritakan suatu ketika kelompok Yahudi datang kepada Nabi sambil mengatakan: “Assamu ‘alaikum” (Kebinasaan bagimu). Memang sepintas kedengaran dengan kata “Assalamu ‘alaikum” (keselamatan bagimu). Aisyah menjawabnya: “Wa ‘alaikumussam walla’nah” (kebinasaan dan laknat Allah bagimu).

Baca juga : Antara Otoritas Agama Dan Otoritas Politik

Nabi menegur ‘Aisyah, isterinya, dengan mengatakan: “Pelan-pelan wahai ‘Aisyah, sesungguhnya Allah SWT menyukai kelembutan di dalam setiap persoalan”. ‘Aisyah menjawab: “Apakah engkau tidak mendengarkan apa yang mereka katakana kepadamu?”. Nabi menjawab: “Kamu sudah menjawab mereka dengan “Wa ‘alaikumussam”.

Dua kasus di atas cukup menjadi bukti bagaimana Nabi teladan umat Islam begitu ramah dan lembut memperlakukan orang-orang non-muslim.

Ibunya Asma’, sang mertua Nabi diminta untuk memperlakukan secara terhormat dan manusiawi kepada ibunya, sungguh pun ia seorang non-muslim.

Baca juga : NKRI Sebagai Sebuah Model (3)

Bahkan Nabi meminta agar sering mendatangi untuk bersilaturahmi dengannya. Sekalipun berbeda agama, kalau kerabat tetap harus berprilaku baik dan respek terhadap mereka. Agama tidak boleh menjadi jarak antara satu sama lain. Yang penting di sini ada saling pengertian.

Kisah kedua, nyata-nyata kelompok non-muslim yang bertamu kepada Nabi menunjukkan itikad kurang baik, mendoakan Nabi binasa, lalu ‘Aisyah membalasnya dengan kalimat sepadan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.