Dark/Light Mode

Memahami Tiwikrama Politik

Selasa, 25 Juli 2023 06:30 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Tiwikrama dimaknai sebagai cara untuk menunjukkan kekuatan dengan cara mengubah dirinya menjadi besar atau banyak. Kresna dan Puntadewa mengubah dirinya menjadi raksasa sebesar bukit saat dirinya terancam.

Begitu pula Anoman, Senopati Pancawati ini memiliki kekuatan seribu gajah sewaktu dirinya tiwikrama. Hal ini dilakukan untuk menggertak musuh-musuhnya sebelum bertanding.

Baca juga : Kemenparekraf Gelar Sinema Keliling Di Jambi

Beberapa pekan ter­akhir ini, partai-partai politik latah melakukan tiwikrama politik. Selain untuk show of force, pengerahan massa dimaknai sebagai ajang konsolidasi menghadapi Pemilu mendatang.

Tema yang diusung sama yakni bagaimana merebut simpati rakyat sebagai bekal menjadi penguasa.

Baca juga : Abiyasa Dalam Suksesi Hastina

Konsep kepemimpinan berkelanjutan dan perubahan menjadi isu yang membedakan antara partai pendukung dan partai berseberangan dengan pemerintah.

Padahal makna dan tujuan keduanya sama.Yakni sama-sama untuk kese­jahteraan rakyat. Kepemimpinan berkelanjutan atau sustain leadership merupakan kepemimpinan yang tidak membebani anak cucu kita ke depan. Begitu pula dengan konsep perubahan yakni pemimpin melakukan perbaikan agar dapat mensejahterakan rakyat.

Baca juga : Kehebatan Rumput Kalanjana

“Berarti selama ini gagal paham, Mo. Antara partai berkelanjutan dan partai peru­bahan,” celetuk Petruk cengengesan. Romo Semar hanya tersenyum tidak mau berkomentar banyak.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.