Dark/Light Mode

Berkaca Pada Kabinet Periode I

Selasa, 8 Oktober 2019 06:32 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka - Bagaimana Presiden Jokowi–Wakil Presiden Jusuf Kalla membentuk kabinetnya pada 2014? Publik umumnya sudah tahu. Prosesnya kurang-lebih sebagai berikut:

Pertama, disusun apa yang disebut “nomenklatur kabinet” atau “arsitektur kabinet”. Tidak lama setelah Komisi Pemilihan Umum secara resmi mengumumkan Jokowi-JK sebagai pemenang Pemihan Presiden 2014, Jokowi-JK membentuk 1 (satu) tim di bawah kepemimpinan Dr. Andi Widjajanto dengan tugas khusus menggodok secara komprehensif arsitektur kabinet. Setelah disetujui oleh Presiden dan Wakil Presiden. Dicarilah nama-nama yang dinilai cocok/pas untuk mengisi nomenklatur kabinet.

Tahap kedua, kepada Ketua-Ketua Umum partai-partai koalisi, Presiden meminta nama-nama yang dicalonkan oleh masing-masing partai politik koalisi. Sebelumnya, Presiden tampaknya sudah menentukan “jatah” menteri untuk diberikan kepada partai-partai koalisi. Selebihnya, kabinet diisi oleh apa yang disebut “kaum profesional”, relawan Jokowi, “orang Jokowi” dan “orang JK”.

Tahap ketiga, Presiden dan Wakil Presiden menempatkan nama-nama dari parpol ke dalam portopolio kabinet. Si A dari parpol X duduk di kursi menteri apa; si B dari parpol Y duduk di kursi menteri apa, dan seterusnya.

Tahap keempat, Presiden mengadakan rapat lengkap dengan pimpinan semua parpol koalisi. Kepada mereka disampaikan susunan kabinet yang masih dalam bentuk “setengah jadi”. Dalam rapat penentuan itu, terjadi tawar-menawar. Lobi-lobi intensif antar pimpinan parpol dan Presiden pun masih terjadi. Juga ada pembagian menteri-menteri secara proporsional sesuai jumlah kursi partai di DPR.

Baca juga : Jokowi Di Antara Banyak Pilihan

Tahap kelima, Jokowi dan JK mengadakan pertemuan empat mata, membahas susunan kabinet tahap akhir.

Tahap keenam, Presiden “ketok palu” pada pertemuan ke-2 dengan semua pimpinan parpol.

Tahap ketujuh, Presiden didampingi Wakil Presiden mengumumkan susunan kabinet kepada seluruh rakyat melalui media massa/media sosial.

Proses penyusunan kabinet mendatang, tampaknya, tidak banyak berubah. Kabinet Jokowi-JK dengan proses penyusunan yang cukup jelimet, ternyata, tidak bagus alias jelek kinerjanya.

Hanya dalam tempo 10 bulan, 12 Agustus 2015, Jokowi harus melakukan perombakan kabinet. Terdapat 4 posisi menteri dan jabatan lain di kabinet yang mengalami perubahan.

Baca juga : Mengatasi Papua

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil dimutasikan ke posisi Kepala Bappenas, posisinya diisi oleh Darmin Nasution. Kepala Bappenas lama, Andrinof Chaniago–orang kepercayaan Jokowi, dicopot, tapi masih diberikan jabatan sebagai Komisaris Utara di sebuah BUMN.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Indroyono Susilo, diberhentikan dan digantikan oleh Rizal Ramli.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM, Laksamana TNI (laut) Tedjo Edhy Purdijatno dari Partai Nasdem juga dicopot, digantikan oleh Jenderal TNI (purn) Luhut Binsar Panjaitan.

Jabatan Luhut sebagai Kepala Staf Kantor Kepresidenan diisi oleh Teten Masduki yang pernah sangat masyhur namanya sebagai Koordinator ICW sebelum menyeberang ke PDIP.

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel juga dicopot, digantikan oleh Thomas Lembong dari Kadin. Dr. Andi Widjajanto yang sangat besar perannya sebagai salah satu “think tank” Jokowi–entah kenapa-- diberhentikan sebagai Sekretaris Kabinet, digantikan oleh Pramono Anung, salah satu kader kesayangan Ibu Megawati Soekarnoputri.

Baca juga : Keputusan Presiden Trump dan APBN Kita

Menteri-menteri yang dicopot, pasti dinilai gagal atau sangat kurang performanya. Yang dimutasikan dinilai kurang pas dengan posisinya–bukan gagal--tapi dinilai masih layak dipertahankan.

Sofyan Djalil satu diantaranya. Ia jelas-jelas tidak mampu melaksanakan tugas sebagai Menko Perekonomian karena bukan bidangnya. Sofyan mendapat gelar Ph.D. bidang International Financial and Capital Market Law and Policy dari salah satu universitas Amerikat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.