Dark/Light Mode

Keputusan Presiden Trump dan APBN Kita

Rabu, 18 September 2019 06:48 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka - Dari perspektif politik luar negeri, Presiden Amerika Serikat Donald Trump bisa dikelompokkan kedua aliran: hawk dan dove, atau rajawali dan merpati.

Aliran hawk adalah mereka yang menjalankan politik luar negeri keras, tidak pernah takut dengan negara lawan mana pun, selalu tidak ragu-ragu menyerang/ membombardir negara lain yang dinilai tidak mau tunduk pada Amerika.

Sebaliknya, pemimpin jenis merpati adalah sosok yang “penakut”, berpikir panjang sebelum mengambil tindakan, nyaris tidak berani menghancurkan negara yang dinilai berani melawan Amerika.

Presiden dari Partai Republik, umumnya, beraliran “rajawali”. Richard Nixon, Ronald Reagan, George Bush dan Donald Trump, semua termasuk hawk.

Baca juga : Habibie, Pemimpin Yang Tak Pernah Berhenti Bekerja

Reagan pernah menyerbu negara kecil, Panama, dan “mencomot” Presidennya gara-gara dituding menutup akses Terusan Panama bagi kapal-kapal tanker milik Amerika.

Amerika di bawah kepemimpinan George Bush pernah membombardir Irak karena Presiden Saddam Hussein dituding:

(a) Bermain mata dengan Osama bin Laden, teroris nomor wahid yang dicari-cari AS, dan

(b) Diam-diam menumpuk senjata pemusnah massal (senjata kimia).

Baca juga : KPK, Jangan Dimatikan

Trump pernah mengancam menyerang Korea Utara kalau negara ini tidak menghentikan percobaan-percobaan senjata nuklirnya; mengancam akan mem bangun semacam “tembok Berlin” di sepanjang perbatasan AS-Meksiko.

Ia malah pernah mengeluarkan kebijakan melarang warga 7 negara Islam masuk ke AS, karena negaranegara ini dituding teroris.

Saat ini, Trump sedang menimbang-nimbang apakah pesawat-pesawat tempur AS akan segera menyerang Iran karena pemerintah Iran dituding di balik 2 serangan maut pesawat tanpa awak, drone, yang menghancurkan kilang minyak raksasa Aramco di baratdaya kota Riyadh, 14 September lalu.

Aramco adalah salah satu kilang minyak terbesar di dunia. Saudi hampir kehilangan 25% produksi minyaknya akibat serangan maut itu.

Baca juga : Manusia: Homo Saevus atau Pir Bonus

Secara global, produksi minyak diperkirakan turun 7% karena pemboman kilang Aramco.

Pemerintah Amerika sangat gusar atas serangan ini. Dengan cepat Iran dituding negara di balik penghancuran kilang minyak Aramco.

Pemerintah Iran membantah keras. Samar-samar Iran mengalihkan perhatian Washington ke faksi-faksi yang berperang di Yaman, khususnya kelompok pejuang Ansar Allah, atau Houthi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.