Dark/Light Mode

Menggapai Kesejukan Beragama (22)

Jangan Ada Yang Membakar Emosi Umat (2)

Sabtu, 12 Oktober 2019 06:16 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Nabi dan para saha batnya tidak pernah mencontohkan suatu kejadian yang dapat membenarkan bom bunuh diri atau semacamnya.

Bahkan, dalam hadis ditemukan orang yang bunuh diri sama dengan mati kafir. Orang yang nekat dapat dianalogikan dengan bunuh diri dan orang bunuh diri dianggap mati kafir, dan orang kafir tidak boleh dishalati.

Itulah sebabnya, ada fatwa yang pernah menyatakan jenazah para teroris tidak perlu diurus secara Islam, karena perbuatannya sudah keluar dari koridor Islam, bahkan sesungguhnya sudah dapat dikatakan membajak Islam untuk meraih kepentingannya sendiri.

Baca juga : Interaksi Hukum Positif dan Hukum Agama

Fenomena pembakaran emosi umat tidak akan pernah hilang. Semenjak masa Nabi sampai sekarang, selalu ada saja orang yang menjadi faktor dalam terbakarnya emosi umat.

Salah satu contohnya ialah pembuatan film The Innocence of Muslim yang kini membuat kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Film ini sudah menjatuhkan sejumlah korban, termasuk Duta Besar AS di Libia. Di tanah air kita juga ikut terpicu dengan film tersebut.

Baca juga : Jangan Ada Yang Membakar Emosi Umat (1)

Sebelumnya juga ada film Fitnah dan kartoon yang mendiskreditkan Nabi Muhammad SAW Semua bentuk penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw selalu menimbulkan reaksi besar umat Islam.

Karena itu, semua pihak diminta waspada, jangan gampang terpancing.Mungkin cara paling efektif menghadapi usaha profokasi umat ialah mengendalikan diri, seperti dicontohkan Nabi Muhammad SAW sendiri.

Di dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 9 kali Nabi Muhammad ditunjuk sebagai orang gila (majnun), antara lain: “Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benarbenar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al-Qur’an dan mereka berkata: “Sesungguhnya ia (Muhammad) benarbenar orang yang gila”. (QS. Al-Qalam/68: 51).

Baca juga : Mencontoh Kenegarawanan Nabi (2)

Nabi Muhammad tidak pernah bereaksi keras menanggapi pancingan itu, karena kalau Nabi bereaksi, sama dengan membeli jualan mereka. Nabi memilih tidak melayani mereka sehingga jualan mereka tidak laku. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.