Dark/Light Mode

Teologi Lingkungan Hidup (95)

Belajar dari Ekosistem Unta (2)

Rabu, 27 Desember 2023 05:54 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Tidak lama setelah raja Tsamud berpesta kekufuran dengan unta mukjizat itu maka turunlah azab Tuhan dalam bentuk epidemi yang teramat mengerikan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an: “Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat mereka”. Dalam redaksi lain dikemukakan: “Dan suatu suara yang keras yang mengguntur menimpa orang-orang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya”.

Sebelum azab tersebut diturunkan, terlebih dahulu diawali oleh gejala-gejala aneh yang berlangsung selama tiga hari, sebagaimana dijelaskan dalam ayat: Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat.” (Q.S. Hud/11:64).

Baca juga : Belajar dari Ekosistem Unta (1)

Dalam sebuah riwayat hadis dijelaskan bahwa ketika kelompok yang terdiri dari sembilan orang pembantu Nabi Shalih, mereka berpandangan, lalu dilihat wajah mereka berubah menjadi warna kuning seperti dilumuri kunyit di hari pertama, pada hari kedua, badan mereka berubah menjadi merah bagaikan dilumuri darah, dan pada hari ketiga badan mereka berubah lagi menjadi hitam, selama tiga hari berturut-turut kaum Tsamud saling berpandangan dan saling mencemaskan menunggu ujung hari ketiga yang telah diperingatkan kepada mereka, sementara itu Nabi Shalih bersama pengikutnya yanng setia segera meninggalkan tempat itu menuju suatu temapt di negeri Syam.

Pada hari selanjutnya kaum Tsamu d sudah mengurung diri di rumah masing-masing sambil menunggu siksaan dalam bentuk apa lagi yang akan ditimpakan kepada mereka. Ketika matahari mulai muncul di pagi hari, mereka diperdengarkan suara gemuruh yang teramat dahsyat kemudian mereka menjadi mayat-mayat bergelimpangan di rumah-rumah mereka. (Q.7:78, 11:67).

Baca juga : Kecerdasan Burung Hud-hud (2)

Setelah umat Nabi Shalih makan daging unta itu, maka turunlah siksa Tuhan: “Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayit-mayit yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka. (Q.S. Al-A’raf/7:78). Kata rajfah dalam ayat itu diartikan dengan “gempa bumi” para mufassirin tidak memuaskan para ahli sains modern, termasuk di antaranya Dr. Opitz, seorang ahli “Medico-Historicus” berkebangsan Jerman.

Ia mengemukakan, kalau yang dimaksud gempa bumi di situ, maka gejala-gejala awal berupa perubahan warna kulit tidak terjadi, lagi pula kalau siksaan itu adlah gempa bumi dasyat, tentulah tempa kediaman mereka hancur berantakan, tetapi nyatanya gunung-gunung batu tempat kaum Bani Tsamud masih ditemukan oleh para arkeolog.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.