Dark/Light Mode

Teologi Lingkungan Hidup (87)

Teomorfisme Manusia (1)

Senin, 18 Desember 2023 06:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Salahsatu obyek kajian dalam studi lingkungan hidup ialah manusia. Manusia adalah subyek dan sekaligus obyek lingkungan hidup. Manusia sebagai hewan berfikir (al-isan nhayawan al-nathiq) sudah lama menjadi perdebatan konseptual para filosof, teolog, dan sufi. Inti perdebatannya ialah keberadaan roh di dalam diri manusia.

Para filosof dan teolog mengakui manusia memiliki dua dimensi, lahir dan batin atau jasad dan roh, namun mereka masih tetap menempatkan roh manusia sebagai bagian inhaeren bagi manusia.

Roh adalah bagian kelengkapan diri manusia sebagai makhluk utama Tuhan, namun cenderung menolak Roh sebagai unsur suci Tuhan yang masuk di dalam diri manusia.

Baca juga : Alam Semesta: Antara Mitos, Logos, Dan Agama (2)

Manusia tetap sepenuhnya makhluk dan harus mampu mempertanggung jawabkan seluruh ikhtiyar dan perbuatannya.

Kalangan sufi cenderung menganggap roh dalam diri manusia sebagai unsur suci (Lahut) yang terselip di dalam diri manusia. Roh ini kemudian bukan hanya menempatkan manusia sebagai makhluk istimewa tetapi manusia dianggap sebagai madhhar, tajalli, atau manifestasi Tuhan.

Manusia dianggap sebagai mikrolosmos, miniatur alam semesta. Bahkan manusia juga dianggap sebagai insan kamil.

Baca juga : Alam Semesta: Antara Mitos, Logos, Dan Agama (1)

Menurut Ibn ‘Arabi, manusia diciptakan berdasarkan apa mau Tuhan kepada manusia, bukan berdasarkan apa maunya manusia pada dirinya sendiri.

­Dengan mengutip banyak ayat dan hadis, Ibnu ‘Arabi seolah ­menganggap manusia bukan hanya sebagai mikrokosmos tetapi sebagai “cermin” Tuhan, dengan mengu­tip hadis: “Se­sungguhnya Allah menciptakan Adam berdasarkan shurah-Nya”. Allah sendiri memerintahkan para makhluk­nya ­untuk sujud kepada Adam pasca ­peng-install-an roh ke dalam diri Adam, sebagai­mana disebutkan dalam ayat:

“(Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”. (Q.S. Al-Baqarah/2:34).

Baca juga : Fenomena New Consciousness Di Baat (2)

Allah SWT juga menyatakan sendiri telah memuliakan anak-anak cucu Adam, sebagaimana ditegaskan dalam ayat:

“Dan sesungguhnya telah ­Kami muliakan anak-anak ­Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Q.S. Al-Isra’/17: 70).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.