Dark/Light Mode

Teologi Lingkungan Hidup (128)

Menjadi Pencinta Sejati Alam Semesta

Minggu, 11 Februari 2024 05:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Suasana cinta terhadap alam semesta seringkali diwarnai dengan dua jenis cinta. Pertama cinta dalam bentuk self-love dan cinta dalam bentuk selfishness. Cinta jenis pertama yaitu ketika seseorang mencintai sesuatu seperti mencintai dirinya sendiri. Mereka menganggap alam semesta ini bagian dari dirinya sendiri, sehingga ia betul-betul mewujudkan cintanya dengan sepenuh hati tanpa ada pamri. Sedangkan cinta jenis kedua (selfishness) ketika seseorang hanya tertarik kepada dirinya sendiri, tidak peduli pihak lain. Jika unsur alam semesta memberikan keuntungan pada doronya sendiri maka di situ ada cinta. Akan tetapi jika sudah hilang kepentingannya maka berubah total rasa cintanya, bahkan muncul rasa bosan dan benci sehingga muncul keinginan untuk melenyapkannya.

Baca juga : Memahami Dalil-dalil Lingkungan Hidup: Jangan Memandang Enteng Barang Bekas!

Cinta jenis pertama sudah sulit ditemukan, dan yang paling banyak ialah cinta jenis kedua. Cinta jenis kedua ini sesungguhnya sangat berbahaya, karena cintanya didorong oleh hawa nafsu, bukannya rasa persaudaraan sebagai sesama makhluk Tuhan. Sering kita menjumpai orang yang secara materiil sudah hidup berkecukupan atau sudah di atas standar rata-rata kehidupan di sekitarnya tetapi masih merasa belum cukup, karena itu dia selalu berfikir untuk menaklukkan alam semesta untuk mendapatkan kepuasan lebih. Orang ini sesungguhnya bukan hanya tidak dapat mencintai alam semesta tetapi kepada sesama manusia, bahkan keluarganya juga cenderung ditinggalkan jika sudah tidak lagi memberikan kepuasan darinya. Orang yang sudah kehilangan kemampuan untuk menjadi pencinta sejati, menurut Erich Fromm orang itu menderita semacam gangguan psikologis dalam bentuk ketidak sanggupan untuk mencintai. Dia sebenarnya membenci dirinya sendiri yang terus menerus meminta tanpa pernah dipuaskan, tetapi sulit menjelaskan mengapa itu terjadi pada dirinya sendiri.

Baca juga : Memahami Dalil-dalil Lingkungan Hidup: Dinding Dan Daun Pintu Pun Merespon Manusia

 Self-love biasa juga disebut pencinta sejati (saint-lover) atau unconditional lover karena cintanya betul-betul tanpa pamri. Bagaimana dia mencintai dirinya seperti itu juga mencintai orang lain dan makhluk hidup lainnya. Ilustrasinya bagaimana seorang ibu mencintai dan menyayangi bayinya maka dia juga harus menyayangi dirinya, menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya agar anaknya bisa memperoleh air susu segar dari dirinya. Seseorang dapat menjadi pencinta sejati jika dia dapat memberi  cinta yang tulus kepada sesama makhluk. Jika ia melihat kembang sedang layu karena tidak pernah disiram maka membayangkan bagaimana kalau dirinya kehausan atau kelaparan tanpa ada yang memberinya makan. Bagaimana senangnya jika dirinya haus atau lapar tiba-tiba yang memberinya makanan. Ia selalu tergerak hatinya untuk mencintai alam. Ia menyayangi tumbuh-tumbuhan, binatang, burung, dan ikan. Bahkan benda-benda yang non biologis seperti sungai, danau, dan laut pun disayangi seperti ia menyayangi makhluk hidup.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.