Dark/Light Mode

Teosofi Haji Dan Umrah (16)

Ada Apa Di Dalam Kabah?

Senin, 3 Juni 2024 05:51 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Ka’bah yang demikian itu betul-betul mampu menciptakan pembebasan di dalam berbagai kepenatan hati, jiwa, dan pikiran setiap orang yang menunaikannya.

Di depan Ka’bah setiap pendosa menemukan kepercayaan diri kembali ketika menyerahkan diri sepenuhnya ke pemilik “Rumah Pembebasan” (Baitun ‘Atiq). Di bawah bayang-bayang Ka’bah para pembantu/budak lupa kalau dirinya pembantu/budak. Sang Raja/Kepala Negara lupa kalau dirinya Raja/Kepala Negara, Sang miskin dari pelosok pedalaman lupa kalau dirinya dari kelas marginal. Sang elit/konglomerat lupa kalau di negerinya sebagai orang yang berada pada posisi certal power. Sang buta huruf dengan tenang dan lincah mengikuti arus di cela para ulama dan gurubesar. Sang kulit hitam merasa kembaran dengan sang kulit putih. Bahkan laki-laki dan perempuan merasa muhram satu sama lain sehingga tidak perlu merasa batal wudhu jika bersentuhan dengan saudaranya.

Baca juga : Di Bawah Lindungan Ka’bah

Di hadapan Ka’bah kita seperti satu keluarga besar. Semuanya merasa kembali ke kampung halaman rohani masing-masing. Di sana tidak ada lagi kotak etnik, gender, umur, kewarganegaraan, pimpinan-bawahan, jenderal-prajurit, tuan/nyonya-majikan, Arab-non Arab, Timur-Barat, hitam-putih, pendosa-ahli ibadah, dan lain-lain. Di halaman Ka’bah tidak ada lagi atribut sosial, politik, kelas, intelektual, dan jenis kelamin. Bahkan tidak ada lagi atribut spiritual-psikologis. Semuanya merasa sama sebagai “Keluarga Allah”, umat Nabi Muhammad, dan tidak ada lagi atribut “orang lain”. Persis sama yang dikatakan Nabi: “Bagaikan satu anggota badan, jika satu bagian sakit maka yang lain ikut sakit”. Subhanallah, di pelataran Ka’bah seperti kita berada di dunia lain.

Lain sama sekali dengan kampung halaman biologis kita, bahkan lain di banding keluarga dan rumahtangga sendiri. Di dalam rumah kita masing masing masih gampang tersinggung, marah, bahkan meledak. Tetapi di kampung halaman rohani ini terkadang kita diisenggol bahkan kepala diinjak kala sujud tetapi nafsu marah tidak ada lagi. Mereka bagaikan bayi atau anak-anak kita yang melintas dan duduk di atas sajadah kita yang telah digelar. Kita melempar senyum sambil bertanya akrab: “Where are you from?”.

Baca juga : Makna Esoterik Ka’bah

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 5, edisi Senin, 3 Juni 2024 dengan judul "Teosofi Haji Dan Umrah (16), Ada Apa Di Dalam Kabah?"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.