Dark/Light Mode

Membaca Trend Globalisasi (38) Karakter Khusus Nilai Universal Islam:

Trend Jilbab (6): Jilbab Sebagai Multi Fenomena

Rabu, 16 Januari 2019 06:08 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Sebetulnya, pertanyaan terlalu kritis terhadap fenomena jilbab juga tidak penting. Bukankah salah satu ciri budaya bangsa dalam potret masa lalu adalah kerudung. Tidak perlu over estimate atau phoby bahwa fenomena ini bagian dari jaringan ideologi tertentu yang menakutkan. Jilbab tidak perlu dikesankan seperti “imigran gelap” yang selalu dimata-matai, seperti yang pernah terjadi di masa orde baru, fenomena jilbab dicurigai sebagai bagian dari ekspor revolusi Iran.

Pada sisi lain, kalangan feminis Barat-Sekuler juga seringkali menganggap fenomena jilbab sebagai bagian dari politik masyarakat patriarki untuk melangkahmundurkan perempuan kemudian menekan dan memanfaatkannya.

Baca juga : Karakter Khusus Nilai Universal Islam : Trend Jilbab (6) : Wacana Jilbab Dalam Fikih

Mungkin maksudnya untuk membela kaum perempuan berjilbab tetapi justru asumsi demikian menambah beban mereka, karena dianggap “pengganggu” dalam merealisasikan pilihan kesadaran mereka. Kenapa kita tidak membiarkan jilbab tumbuh sebagai ekspresi pencarian jati diri seorang perempuan. Tidakkah manusiawi jika seseorang menentukan pilihannya secara sadar?

Mungkin yang menjadi masalah pemaksaan atau institusionalisasi penggunaan jilbab. Suatu bentuk legislasi yang tidak didukung kesadaran logika dan nurani, selain kurang efektif juga bisa kontraproduktif. Ada contoh yang pernah terjadi di Turki.

Baca juga : Karakter Khusus Nilai Universal Islam: Trend Jilbab (5): Wacana Jilbab Dalam Hadis

Ketika kekuatan ulama memaksakan syari’ah, termasuk busana muslim, ke dalam masyarakat yang belum siap, pada mulanya tampak dipatuhi, tetapi tidak lama terjadi arus balik, muncul gerakan Tanzimat yang dipimpin Mustafa Rasyid Pasya dan Sultan Mahmud II dalam tahun 1800-an, dan mencapai puncaknya pada revolusi Kemal Attaturk. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.