Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Apa Itu Guluw?

Kamis, 14 Mei 2020 08:47 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam artikel terdahulu dijelaskan adanya fenomena guluw di dalam masyarakat, yang ditandai dengan adanya kenekatan pergi bershalat jamaah di masjid di musim corona, apalagi mereka sedang berada di zona merah.

Ternyata masih ada pembaca yang belum jelas memahami tentang apa itu guluw. Guluw berasal dari akar kata galaya glu berarti berlebih-lebihan, melampaui batas. Apapun yang berlebih-lebihan dan melampaui batas tidak dibenarkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Di dalam Al Qur’an, dua kali Allah SWT menegaskan larangan untuk melakukan praktek Al Guluw, yaitu: Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.” (Q.S. Al-Maidah/5:77).

Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimatNya yang disampaikanNya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dariNya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasulNya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaanNya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara. (Q.S. An-Nisa’/4:171).

Baca juga : Antara Ajaran Islam dan Budaya Arab

Dalam hadis Nabi juga banyak diriwayatkan tentang tercelanya sikap Al Guluw, antara lain, suatu ketika Nabi Muhammad Saw dikerumuni sahabat sahabatnya, di antara mereka ada yang mengekspresikan sikap keberagamaannya dengan mengatakan: “Saya akan menger jakan shalat malam sepanjang malam tanpa tidur”.

Yang lainnya mengatakan: ““Saya akan menjalankan puasa daim, yakni puasa sepanjang masa setiap hari”. Sahabat lain mengatakan: “Saya akan menjauhi kaum perempuan, sehingga tidak akan menikah selama-lamanya.” Mendengarkan pernyataan itu, maka Nabi menjelaskan: “Kalian yang telah mengatakan demikian, demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut pada Allah SWT di antara kalian, dan orang yang paling bertakwa kepadaNya.

Tetapi, aku tetap berpuasa dan berbuka, aku mengerjakan shalat dan tidur, dan aku pun menikahi perempuan. Maka, siapa pun yang tidak mengikuti sunnahku, berarti ia bukan dari golonganku.” (HR Bukhari dan Muslim).

Baca juga : Tolak Bala Kalangan Orang Awam

Dalam hadis lain diceritakan, pada suatu ketika, Nabi melihat Sa’d menggunakan air wudhu secara berlebih-lebihan. Nabi Muhammad SAW lalu menegurnya dengan mengatakan: “Kenapa kamu boros menggunakan air?” Sa’d bertanya ke Nabi: “Apakah untuk urusan wudhu pun tidak boleh boros air?” Nabi menjawab: “Ya, tidak boleh boros meskipun kamu berwudhu di sungai yang mengalir.” (H.R. Ibn Majah).

Allah SWT menyebut agamanya dengan alIslam (Inna aldin ‘inda Allah alislam/ Q.S. Ali ‘Imran/3:19). AlIslam bentuk mashdar ruba’i dari kata Aslama yuslimu berarti tunduk, patuh, dan menyerah. Tidak dikatakan agama Salam (mashdar tsulatsi dari kata salima yaslamu) atau Istislam bentuk mshdar lebih tinggi.

Jadi kata Islam sesungguhnya bentuk tawassuth (tengah) di antara mashdar paling standar dan paling tinggi. Jika dikatakan Islam Tawassuth sebetulnya sudah redundant, berlebihan, kecuali kalau kata tawassuth dijadikan sebagai kata muqayyid (stressing point) untuk menekankan kemoderatan Islam.

Baca juga : Tolak Bala Kalangan Wali (2)

Jika dikatakan agama Salam terlalu sederhana, hanya ada nilai tanpa norma. Jika dikatakan agama Istislam terlalu perfect, padahal kita bukan malaikat, hanya manusia biasa yang rawan untuk melakukan kesalahan dan kealfaan. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.