Dark/Light Mode

Isu Mayoritas dan Minoritas

Rabu, 22 April 2020 12:25 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - ADA kecenderungan di dalam masyarakat, tidak etis menyebut istilah mayoritas dan minoritas, apalagi yang berhubungan dengan agama. Seolah-olah orang yang suka mengangkat isu ini dianggap kelompok intoleran.

Akan tetapi, belakangan semakin sering dipersoalkan isu ini karena sudah men jadi asumsi umum bahwa kelmpok mayoritas agama tertentu memang secara kuantitatif mayoritas, tetapi secara kualitatif mereka minoritas. Orang seperti Gus Dur pun menjelang akhir hayatnya juga pernah menyinggung hal ini.

Setidaknya kepada penulis, ia pernah memberikan warning, hati-hati di masa akan datang karena kesenjangan ekonomi di dalam masyarakat bersentuhan dengan unsur agama. Pertumbuhan ekonomi tidak berbanding lurus dengan populasi umat beragama.

Baca juga : Bertawashul Melalui Kekuatan Ramadhan (2)

Penganut agama mayoritas akan merasa lebih tertekan, sementara kelompok agama minoritas tertentu akan menguasai perekonomian dari hulu ke hilir. Hal ini akan menjadi isu yang sangat sensitif yang perlu dicermati.

Fakta keberadaan kelompok mayoritas-minoritas ini sesungguhnya memang tidak perlu menjadi materi perdebatan, karena keberadaan mayoritas dan monoritas bagian dari sunnatullah.

Al-Qur’an juga sejak awal mengingatkan umatnya untuk tidak menjadikan kedudukan mayoritas dan minoritas sebagai isu politik yang bisa melahirkan anarki kaum mayoritas dan tirani kaum minoritas.

Baca juga : Virus Dalam Al-Quran

Al-Qur’an tidak pernah memperkenalkan konsep mayoritas (aktsariyyah) dan minoritas (aqaliyyah) dalam arti pemberian otoritas mutlak kepada kaum mayoritas atau pemberian hak-hak istimewa kepada kaum minoritas.

Al-Qur’an memperkenalkan konsep al-musawa, yaitu persamaan kedudukan, hak dan kewajiban bagi segenap warga umat tanpa menekankan keberadaan mayoritas dan minoritas.

Memang ada sejumlah istilah yang digunakan dalam Al-Qur’an yang dapat diasosiasikan kepada eksistensi kelompok mayoritas dan minoritas, yaitu kata katsirah dan qalilah, seperti yang disebutkan dalam ayat: Kam min fiatin qalilah gulibat fiatin katsirah bi idzn Allah (Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah.

Baca juga : Bersahabat Dengan Bala`(1)

Dan Allah beserta orang-orang yang sabar/Q.S. Al-Baqarah/2:249). Ayat ini tidak jelas apakah yang dimaksud kelompok mayoritas (katsirah) dan minoritas (qalilah), apakah merujuk kepada mayoritas-minoritas secara kualitatiaf atau secara kuantitatif?

Yang jelas ayat itu mengingatkan kita bahwa eksistensi kelompok mayoritas bukan jaminan untuk menang dan kelompok minoritas bukan kepastian untuk kalah. Sejarah kemanusiaan telah berulamng kali membuktikan kebenaran ayat ini. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.