Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Terima Kasih Pondok Pesantren (2)

Senin, 15 Juni 2020 10:04 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Dari segi kebahasaan dapat ditangkap makna ‘ilm dan ‘alam memiliki konotasi fisik dan mekanik dengan metodologi yang lebih bersifat rasional.

Makrifah berasal dari kata ‘arafayu’rif memiliki berbagai makna yang lahir dari padanya, antara lain mengetahui dan mengenal lebih dalam (i’rfah), pengakuan dosa (i’tiraf), wuquf di arafah (‘arrafah alhujjaj), padang arafah (‘arafat), tempat antara syurga dan neraka (a’raf), bersetubuh (‘arafah alma’ah), saling mengenal satu sama lain (ta’aruf), warisan tradisi lama yang positif (‘urf), terkenal, masyhur (ma’ruf), ilmu pengetahuan luas (ma’arif), dan pengetahuan yang mendalam dan komperhensif (‘irfan/ma’rifah).

Dari segi kebahasaan dapat difahami makna ma’rifah memiliki konotasi lebih tinggi dan agung, dan metodologinya lebih bersifat keyakinan.

Baca juga : Terima Kasih Pondok Pesantren (1)

Dengan perbedaan tersebut maka dengan sendirinya antara ilmu dan makrifat memiliki ontologi, epistimo logi, dan aksiologi yang berbeda satu sama lain.

Perbedaan ini bisa difahami melalui perbedaan antara ilmu-ilmu hushuli dan ilmu-ilmu hudhuri. Meskipun dibedakan secara ontologis tetapi secara epistimologis tradisi Pondok Pesantren tidak begitu membedakannya.

Baik guru atau ustaz yang mengajarkan ’ilm maupun ma’rifah tetap diberikan respek yang sama. ilmuilmu umum (kauniyyah) dan ilmu-ilmu agama (diniyyah) keduanya dari Allah SWT, sehingga keduanya harus diperlakukan sama, Kedua-duanya mempunyai berkah, dan untuk meraih berkah dibutuhkan ketawadhuan dan ketulusan.

Baca juga : Kegamangan Beragama

Tidak heran jika tidak sedikit jumlah santri masuk di Perguruan Tinggi umum meraih perestasi luar biasa, karena mempunyai pemahaman secara komperhensif terhadap ontologi keilmuan yang digelutinya.

Orang-orang yang pernah mengecap pendidikan di dalam dunia Pondok Pesantren di harapkan menjadi kekuatan dan pilar bangsa, karena selain memahami dasar-dasar ilmu agama juga dipadukan dengan pengamalan kekuatan kultur bangsa Indonesia.

Islam yang dianut di kalangan Pondok Pesantren tentu islam yang tidak memperhadap-hadapkannya dengan nilai-nilai luhur bangsanya. Inilah yang diformulasikan di dalam sebuah istilah: adat bersendi Syara’ dan Syara’ bersendi Kitabullah. inilah Islam Indonesia. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.