Dark/Light Mode

Terima Kasih Pondok Pesantren (1)

Minggu, 14 Juni 2020 08:38 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Berita gembira bagi Pondok Pesantren, dalam setahun terakhir telah lahir Undang Undang Nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren yang disah kan pada 15 Oktober 2019.

Awal bulan ini juga pemerintah memberikan tambahan alokasi anggaran Pondok Pesantren justru di saat ketika program lain mengalami penurunan sebagai dampak Covid-19.

Sesungguhnya apa yang diberikan pemerintah terhadap Pondok Pesantren belum seimbang dengan apa yang Pondok Pesantren berikan kepada negara. Tak terhitung jumlah Kiai dan santri gugur di medan juang dalam merebut kemerdekaan.

Baca juga : Kegamangan Beragama

Belum lagi penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan di Pondok Pesantren yang santrinya sudah jutaan tetapi tidak pernah merepotkan pemerintah. Kemandirian Pondok Pesantren perlu ditiru oleh lembaga pendidikan swasta dan tentu perlu juga diapresiasi oleh pemerintah.

Bukan itu saja, ciri khas pendidikan di dalam Pondok Pesantren yang mengajarkan pendidikan agama dan umum secara terpadu, kemandirian para alumninya, dan yang teramat penting budi pekerti yang lahir di Pondok Pesantren tak ternilai harganya.

Pendidikan akhlak karimah dan kebersahajaan ditunjukkan semenjak dahulu kala. Komunitas Pondok Pesantren di lukiskan sebagai sebuah komunitas unik sebagaimana ditunjukkan di dalam Disertasi monumental Dr. Zamakhsyari Dhafir (Tradisi Pesantren). Para santri menampilkan diri sebagai warga negara yang baik dan umat yang santun.

Baca juga : Indonesia, China dan Islam (2)

Dalam perspektif Pondok Pesantren, ontologi dan epistimologi keilmuan dibedakan ke dalam dua macam obyek, yaitu ilmu dan makrifah. Pengetahuan yang diperoleh melalui olah nalar dis ebut dengan ilmu (‘ilm) dan pengeta huan yang diperoleh melalui olah batin disebut makrifat (ma’rifah).

Secara kebahasaan, kata ‘ilm berasal dari akar kata alimaya’lamu berarti mengetahui, seakar kata dengan ‘alam berarti tanda, petunjuk, bendera; ‘alamah berarti alamat atau suatu tanda yang melalui dirinya dapat diketahui sesuatu yang lain (mabihi ya’lamu alsyai).

Dalam pembahasan terdahulu ten tang alam dijelaskan segala sesuatu selain Allah (ma siwa Allah) adalah alam. Alam adalah tanda menunjuk kepada (adanya) Allah SWT. Alam juga sekaligus memberikan kesadaran dan pengetahuan tentang Allah SWT. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.