Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Makna Sufistik Timur dan Barat (1)

Jumat, 24 Juli 2020 09:59 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam pandangan sufistik, Timur (Al-Masyriq) dan Barat (Al-Magrib) bukan hanya menunjukkan tempat atau wilayah geografis, tetapi juga menunjukkan banyak makna dan pesan. Termasuk pesan kosmologi, teologi, mitologi, antropologi, sosiologi, dan metodologi.

Tidak kurang 13 kali kata Al-Masyriq dan Al-Magrib terulang di dalam Al-Qur’an. Ada dalam bentuk mufrad (Al-Masyriq/Al-Magrib) seperti dalam Q.S. Al-Baqarah/2:115, ada dalam bentuk mutsanna (Al-Masyriqain/al-Magribain) seperti dalam Q.S. Al-Rahman/55:17, dan ada dalam bentuk jama’ (Al-Masyariq/al-Magarib) seperti dalam Q.S. Al-Ma’arij/70:40).

Baca juga : Jangan Menghukum Sebuah Keyakinan (2)

Dalam kitab-kitab tafsir klasik, kata Al-Masyriq dan Al-Magrib lebih banyak diartikan Timur dan Barat dalam arti geografis, yakni Timur dan Barat den-gan peradabannya masing-masing.

Secara politis konotasi Timur dan Barat juga memiliki kecenderungan berbeda bahkan berhadap-hadapan. Dunia Barat lebih mengandalkan politik demokrasi yang lebih cenderung rasional-liberal, sedangkan dunia Timur lebih mempertimbangkan aspek ketimuran-nya yang menekankan aspek religious-emosional-musyawarah.

Baca juga : Jangan Menghukum Sebuah Keyakinan (1)

Secara ekonomi dunia Barat lebih kental dengan praktek pasar bebasnya dan di Timur lebih kental dengan praktek paguyuban dengan berbagai dampaknya ke perekonomian.

Secara epistemology keilmuan dunia Barat lebih mengandalkan epistimologi rasional-intelektual sementara di Timur lebih berhati-hati dengan epistimologi yang mengintrodusir unsur intuisi dan divine inspiration.

Baca juga : Zaman Ruwaibidhah

Dalam pandangan sufisme, Timur dan Barat lebih banyak menekankan makna kosmologis dan hermeneutiknya. Kata al-masyriq berasal dari akar kata syaraka-yasyriku berarti bersekutu. Sedangkan kata al-magrib berasal dari kata garaba-yagrubu berarti pergi jauh, merantau, dan menyingkir.

Kata al-Masyriq (Timur) dihubungkan dengan sebuah dunia yang lebih menekankan arti penting nilai-nilai spiritual-psikol-ogis, sedangkan kata Al-Magrib (Barat) dihubungkan dengan sebuah dunia yang lebih menekankan aspek filsafat dan logika. Perdebatan dunia Timur dan dunia Barat bukan hanya terjadi di dalam abad modern tetapi juga sudah muncul semenjak dahulu kala.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.