Dark/Light Mode

Berbaik Sangka Pada Musibah

Kamis, 16 Juli 2020 08:13 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - AL-QUR’AN dan hadis merupakan salah-satu sumber paling bijaksana di dalam menjelaskan fenomena sekaligus solusi musibah, bala, atau azab yang seringkali menimpa manusia.

Mushibah adalah ujian yang ditimpakan kepada hamba Tuhan, baik yang saleh maupun para pendosa. Bala adalah bagian dari musibah yang lebih bersifat individual dan mechanical dan biasanya sebagai akibat dari kelalaian dan kecerobohan manusia.

Sedangkan ‘adzab adalah siksaan yang ditimpakan kepada para pendosa dan pendurhaka yang melampaui batas dan biasanya hanya menimpa kaum kafir dan tidak ditimpakan kepada hamba Tuhan yang beriman, seperti berbagai azab yang pernah ditimpakan kepada para musuh nabi-nabi terdahulu.

Baca juga : Menjadi Selebriti Langit (2)

Mushibah dan ‘adzab berbeda menurut Al-Qur’an dan hadis. Mushibah lebih berkonotasi positif, yakni untuk menguji ketebalan iman hamba-Nya sebagaimana di-firmankan dalam Al-Qur’an: “(Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya”. (Q.S. al-Mulk/67:2).

Dalam ayat lain disebutkan: “Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (Q.S. Al-Syura/42: 30).

Bahkan dalam sebuah hadis shahih diriwayatkan dari Imam al-Bukhari dari Abi Hurairah, Nabi bersabda: “Tidaklah seorang muslim ditimpakan kelelahan, penyakit kronis, phobia, kesedihan, bahaya, kesusahan hingga stres yang mencemaskannya melainkan semuanya itu berfungsi sebagai pengampunan dosa”. (HR. Al-Bukhari, al-Turmudzi dan Ahmad).

Baca juga : Pengakuan Terhadap Minoritas (2)

Dalam hadis lain, Nabi bersabda: “Jika Allah berkehendak positif terhadap hamba-Nya, maka Dia akan mendahulukan siksaan terhadapnya di dunia. Dan jika Allah berkehendak negatif kepada hamba-Nya maka siksaan akibat dosa-dosanya ditunda sampai ke hari akhirat. (HR. Turmudzi dari Anas).

Hikmah di balik musibah yang dialami berfungsi sebagai pencuci kegelapan masa lampau seorang hamba, sehingga semoga di akhirat kelak dianggap lunas, tanpa harus mengalami proses pember-sihan di neraka jahannam.

Sedangkan ‘adzab lebih berkonotasi negatif dan hanya akan ditimpakan kepada umat terdahulu. Kita pantas berterima kasih dan selalu bersalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW karena salah satu di antara dua doanya yang kabulkan Allah SWT ialah: “Ya Allah janganlah menimpakan azab terhadap umatku sebagaimana umat-umat terdahulu”. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.