Dark/Light Mode

Pengakuan Terhadap Minoritas (2)

Kamis, 9 Juli 2020 08:59 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Selanjutnya Nabi membaca kota Madinah yang sedemikian kompleks dan menyimpan potensi konflik, terutama yang paling mendesak ialah mengalirnya pengungsi umat Islam dari Mekkah dan dari kota-kota lain mengikuti Nabi.

Masyarakat sudah mulai terpola menjadi dua, yaitu kelompok pendatang (Muhajirin) dan kelompok pribumi (Anshar). Sebelum terjadi konflik, Nabi segera melakukan program yang disebut gerakan persaudaraan (Alikha’), yaitu mempersaudarakan antara kelompok pribumi dan pendatang dengan cara melakukan kawin mawin antara keduanya.

Baca juga : Kearifan Lokal Walisongo

Laki-laki muhajirin diserukan kawin dengan perempuan Anshar, demikian pula sebaliknya. Kedua kelompok masyarakat ini akhirnya terjadi pembauran yang ideal.Pengalaman Nabi ini bagus dicontoh untuk program transmigrasi dan kelompok migran lainnya di bumi nusantara.

Seandainya para transmigran atau kelompok imigran lainnya di suatu tempat melakukan kawin silang dengan suku atau etnik pribumi atau penduduk lokal setempat, maka ketegangan etnik yang sering membayangi negeri kita akan terselesaikan dengan permanen.

Baca juga : Kearifan Lokal Nusantara: Bugis-Makassar (5)

Banyak sekali para pendatang datang ke daerah hanya untuk menyedot kekayaan di daerah itu. Selesai disedot pindah lagi ke daerah lain. Tanah dan potensi-potensi di daerah setempat dibeli dengan cara korupsi atau berkolusi dengan pemerintah daerah setempat.

Akhirnya penduduk setempat menjadi “penonton” dan “pembantu” terhadap diri dan kepentingan orang yang berasal dari kota. Ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh kolonialisme dahulu. Sehingga masyarakat daerah seperti belum pernah merasakan kemerdekaan sejati untuk berdaulat di daerahnya sendiri. Mereka selalu merasa ada unsur luar yang menguasi dirinya sendiri.

Baca juga : Kearifan Lokal Nusantara: Bugis-Makassar (4)

Situasi seperti ini tidak mungkin terjadi kalau sejak dini kita menerapkan pengalaman positif yang dirintis oleh Nabi Muhammad SAW. Pelajaran paling berharga kita bisa peroleh dari Nabi dalam kasus di atas ialah ketidakraguan nabi untuk memberikan pengakuan terhadap kelompok minoritas. Allahu a’lam. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.