Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jika Biden Menang, Apa Yang Akan Dilakukan Trump?

Jumat, 6 November 2020 07:56 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Perang dagang AS versus China semakn sengit, bahkan semakin lebar. Konflik Laut Cina Selatan dimanfaatkan Trump untuk menciptakan situasi tegang di kawasan tersebut. Sebab kedua negara sama-sama tidak mau kalah, sama-sama siap berperang. Ke luar, AS semakin terisolir. Ke dalam, semakin banyak rakyat yang benci pada Trump, meski masih banyak yang mencintai Trump, khususnya kalangan pebisnis dan orang kaya. Pasar saham diakui “booming” selama Trump memimpin.

Nah, dalam situasi yang penuh gonjang-ganjing, Pilpres AS digelar. Pilpres berjalan super-tegang. Di luar prediksi mayoritas media dan survai opini, voting ternyata super-ketat. Biden juga “ngos-ngosan” untuk mengalahkan Trump, meski keunggulan suara yang diraih Biden berjalan secara konsisten. Tatkala electoral vote mencapai 224 : 213 untuk Biden, dan popular vote 50,1% : 48:3% untik Biden pada 4 November 2020 sore WIB, Trump muncul di Gedung Putih didampingi isteri dan beberapa petingginya, memberikan pernyataan yang SANGAT KONTROVERSIAL. Pertama, ia menuding Biden mencoba mencuri Pemilu, padahal “We ready have won the election”. Kedua, ia minta supaya Mahkamah Agung Federal segera menghentikan penghitungan suara karena kecurangan (fraud) terjadi di mana-mana. Ketiga, ia mengancam akan menggugat hasil pilpres ke Mahkamah Agung.

Baca juga : Rusuh Dan Siaga TNI

Pernyataan yang sangat kontroversial ini mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk dari orang-orang dekat Trump sendiri. Trump dituding tidak percaya pada sistem pemilu yang sejak awal berlangsung baik. Mereka menuding pernyataan-pernyataan Trump yang aneh itu mengindikasikan ketakutan Trump kalah dari Biden. Sementara Biden berusaha menenangkan dan meyakinkan para pendukungnya: “Bukan Trump, bukan juga saya yang menentukan kemenangan. Rakyat Amerika-lah yang menentukan. Maka, mari kita tunggu dengan sabar,” kata Biden kalem.

Berapa analisis politik Amerika mengingatkan Trump untuk mengikuti sikap kenegawaranan Al Gore ketika ia dalam posisi super-ketat melawan George W. Bush dalam Pilpres 2000. Al Gore kalah tipis di negara bagian Florida, lalu mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung Negara Bagian Florida. Putusannya: Bush yang menang. Al Gore tidak puas, kemudian membawa putusan MA Florida ke Mahkamah Agung Federal. Putusan MA tingkat federal tidak berubah: menguatkan putusa M.A. Federal.

Baca juga : Jurnalistik Ofensif: Najwa Versus Luhut

Hanya dalam tempo hitungan jam, Al Gore menelpon Bush dan mengucapkan Selamat atas kemenangan lawannya itu. “Kita harus menghormati sistem demokrasi Amerika!” cantik benar pernyataan Al Gore.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.