Dark/Light Mode

Bagi-bagi `Benih Lobster` Di KKP?

Kamis, 26 November 2020 06:05 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Media yang sejak awal menghantam kebijakan Edhy Prabowo adalah Koran Tempo dan majalah Tempo. Media ini juga gencar membongkar ekspor lobster. Sepertinya, “pasukan” Goenawan Mohamad sejak awal sudah mencium aroma tidak sedap di balik kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Menteri pencabutan Peraturan Menteri KP 56 Tahun 2016 tentang Larangan Ekspor Benih Lobster yang diterbitkan Susi Pudjiastuti. Alasan Edhy Prabowo, larangan ekspor benur merugikan masyarakat. Karena masyarakat (nelayan) banyak mencari mata-pencaharian dari lobster, dan tiba-tiba dihapus (dilarang) tanpa ada alternatif lain." Itu kata Edhy ketika mengunjungi Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo, Jawa Timur, 10 Juli 2020.

Namun menurut hasil investigasi satu media, kerugian Negara mencapai 4X antara ekspor lobster dibandingkan dengan ekspor benih lobster (dengan Peraturan Menteri KP (Edhy Prabowo) No 12 tahun 2020.

Baca juga : Negara Tidak Boleh Takluk Pada Ancaman Siapa Pun!

Prof. Emil Salim sejak semula juga menentang keras kebijakan ekspor benih lobster. Bahkan, Prof. Emil menulis surat kepada Presiden Jokowi, memohon Presiden membatalkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2020 yang mengizinkan 318 juta ekor benih bening lobster diekspor. Dalam kebijakan Menteri KP yang baru, ekspor benih bening lobster dilakukan tiap tiga bulan sebanyak 365 juta per tahun selama 3 tahun ke depan.

Menurut Prof. Emil, mengizinkan ekspor benih bening lobster mengurangi kesempatan nelayan mengembangkan lobster nasional untuk menaikkan nilai tambah usaha dan hasil pendapatannya. "Semata-mata demi keuntungan eksportir mengekspor benih lobster pada kompetitor kita di luar negeri," ujarnya.

Baca juga : Gatot, Istana Dan Bintang Mahaputera

“Dengan pengembangan komoditas itu, nilai jual lobster akan menjadi lebih tinggi. keetimbang ekspor benur ke Vietnam yang hanya bikin makmur orang-orang partai kita di atas derita kemiskinan rakyat nelayan!” katanya. Ketika itu Emil juga memandang banyak nelayan kita masih belum sejahtera. “Laut RI luas dan kaya tapi nelayannya banyak yang miskin,” ucapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.