Dark/Light Mode

Memperkenalkan Moderasi Islam Indonesia Di Luar Negeri

Keagamaan Migran Muslim Indonesia Di AS

Sabtu, 23 Maret 2019 09:10 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Forum inilah yang berjasa mengatasi banyak permasalahan komunitas Indonesia di AS. Jika ada anggota keluarga muslim yang meninggal, maka mayatnya tentu harus dikuburkan secara Islam.

Sementara pemerintah setempat, tidak memberikan pelayanan khusus untuk kasus-kasus seperti ini. Forum ini juga menyelesaikan masalah pendidikan keagamaan anak-anak muslim, dengan cara menghimpun dana untuk menyewa tempat untuk dijadikan madrasah mingguan.

Di madrasah inilah, anak-anak diajarkan mengaji dan pelajaran agama lainnya. Sementara orang tua yang mengantar anak-anaknya di hari libur itu, juga mengikuti majlis ta’lim guna menambah wawasan keagamaan mereka.

Baca juga : Pelajaran Diplomasi Publik (16) Menyembuyikan Rasa Dengki

Secara tidak langsung, forum ini juga melestarikan bahasa negara asal. Karena, pada umumnya, para ustad mengajar di madrasah dengan menggunakan bahasa negara asal.

Forum ini juga bertanggung jawab mendatangkan guru-guru atau ustad dari Tanah Air, untuk mengajarkan agama, sekaligus melestarikan tradisi keagamaan.

Kepribadian ganda sulit dihindari bagi migran muslim di AS dan Eropa. Di satu sisi, mereka harus mengakui dan tunduk terhadap pemerintah setempat. Namun, di sisi lain, mereka juga harus menaruh respek terhadap pimpinan spiritual yang ada di Tanah Air.

Baca juga : Pelajaran Diplomasi Publik (14) Mengekang Syahwat Popularitas

Sebagai warga negara setempat, mereka harus taat membayar pajak. Tetapi zakat mal, termasuk penyelenggaraan ibadah kurban dan ‘aqiqah dilaksanakan di Tanah Air leluhur dengan cara mentransfer biaya pembelian hewan kurban/’aqiqah di negeri asalnya.

Ini semua cerita keluarga muslim yang konsisten mempertahankan adat istiadat dan kepercayaan keagamaan (Islam) mereka. Bagi mereka yang tidak memiliki dasar keagamaan yang kuat, apalagi berdomisili di tempat yang tidak ada komunitas Islam, cenderung mengalami banyak masalah.

Mereka ingin menyelenggarakan rangkaian ibadah, tetapi mereka tidak terlalu faham dan tidak ada komunitas muslim lain selain keluarganya di daerah itu.

Baca juga : Pelajaran Diplomasi Publik (13) Menahan Diri Tidak Banyak Bicara

Ada juga komunitas muslim kita di suatu tempat, yang terpaksa harus bermakmum dan berguru kepada komunitas Islam lain yang berasal dari negara-negara Islam lain, seperti dari Timur-Tengah.

Terkadang, mereka merasa teralienasi kalau ketemu dengan warga Indonesia lain atau kembali ke Tanah Air, karena praktek keagamaan yang dilakukan selama ini relatif berbeda dengan mainstream muslim Tanah Air. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.