Dark/Light Mode

Anies Dihimpit Banjir Dan Politik

Rabu, 24 Februari 2021 07:24 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Di mana Anies Baswedan selama banjir melanda Ibukota? Seminggu setelah banjir, Gubernur Jakarta seperti ”menghilang”, tidak ada suara dan bayangannya. Memang pada saat yang bersamaan Gubernur dan aparatnya pontang-panting mengurus Covid-19 karena Jakarta termasuk zona merah, warga yang terpapar Corona terus meningkat.

Baru pada Kamis 18 Februari 2021 sang Gubernur kelihatan di beberapa lokasi banjir, ngomong-ngomong dengan warga korban banjir. Pernyataan Gubernur umumnya ”mengecilkan arti ”magnitude banjir”; seolah banjir yang melanda Ibukota sekarang tidak sebesar banjir 5 tahun yang lalu.

Dan Anies pun mengumandangkan retorika ”lagu lama”: bahwa banjir sekarang karena (a) curah hujan yang melebihi batas normal, dan (b) sebagian besar air banjir itu karena kiriman dari Bogor dan Depok. Itulah kambing hitam yang dilempar Gubernur: banjir deras itu karena kiriman dari Bogor dan Depok, sehingga pintu-pintu air di Jakarta sebagian besar tak kuasa menampung debit air yang menerjang luar biasa.

Baca juga : Kritik Dan Kecaman Dalam Demokrasi

Bahwa Anies mengecilkan magnitude banjir sekarang, antara lain, dari pernyataannya – diperkuat dengan foto – bahwa Cipinang Melayu kali ini tidak banjir. Padahal, Kampung Melayu/Cipinang Melayu sempat dihantam banbjir setinggi 1 meter lebih!

Begitu juga Tegal Parang (Jakarta Selatan) dan Pondok Jaya, nyaris kelelep. Hampir semua sungai besar di Ibukota – seperti Sungai Cisadane, sungai Citarum, dan Sungai Cideng, meluap.

Daerrah Kemang tahun ini lebih dahsyat banjirnya. Kemang Raya, Kemang Utara, Kemang Selatan – apalagi kawasan gang-gang di Kemang – sangat memprihatinkan pemandangan banjirnya.

Baca juga : Moeldoko Menggoyang Demokrat, Ada Apa?

Bahwa Pemprov DKI tidak bisa sepenuhnya dituding penanggung jawab utama banjir, memang ada betulnya. Curah hujan yang begitu tinggi dan kiriman ”air bah” dari kota Bogor dan Depok, hal itu tidak bisa dibantah. 

Tapi, kenapa Gubernur DKI tidak berdaya mengajak kepala daerah tetangga untuk sama-sama mengatasi banjir? Apa sesungguhnya yang sudah dikerjakan Anies Baswedan untuk mengatasi banjir sejak ia menjabat Gubernur?

Jangan lupa, ketika berkampanye untuk menduduki jabatan DKI-1, Anies memaparkan visinya yang BAGUS untuk mengatasi banjir, sekaligus menyatakan keyakinannya ”masalah banjir dapat diselesaikan di bawah kepemimpinan saya”.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.