Dark/Light Mode

Etika Politik Nabi Muhammad SAW

Kedudukan Pemimpin Perempuan

Kamis, 15 Juli 2021 06:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Nabi Muhammad SAW tidak banyak berbicara tentang kepemimpinan perem­puan. Bukan berarti Nabi menolerir keari­fan lokal masyarakat Arab yang amat mem­batasi perempuan untuk bergerak dan mengam­bil peran publik, tetapi mungkin bisa dimaknai sebagai bentuk kehati-hatian Nabi untuk memberikan pernyataan yang bersifat kontroversi.

Baca juga : Fore-Play Bagi Pasangan Makrokosmos (2)

Hanya sedikit sekali Nabi memberi komentar tentang kepemimpinan perem­puan, tetapi dalam banyak pernyataannya memberi hak-hak setara kaum perempuan dengan kaum laki-laki. Laki-laki dan perempuan ditegaskan sebagai sama-sama sebagai hamba dan khalifah, sama-sama memiliki hak dan kewajiban, dan sama-sama berhak untuk mendapatkan kehidupan dan penghidupan yang layak. Inilah substansi ajaran Islam yang disu­arakan oleh Al-Qur’an.

Baca juga : Fore-Play Bagi Pasangan Makrokosmos (1)

Dalam beberapa hadis, Nabi memberikan komentar pendek tentang kepemimpinan perempuan, antara lain, hadis dari Abu Bakarah yang berkata: aku telah menden­gar Nabi bersabda: Tidak akan beruntung suatu kaum menyerahkan/menyandarkan urusannya kepada seorang perempuan. (HR Ahmad, Al-Musnad, Jilid 5, halaman 38).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.