Dark/Light Mode

Etika Politik Nabi Muhammad SAW

Kedudukan Pemimpin Perempuan

Kamis, 15 Juli 2021 06:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Dalam hadis lain dikatakan: Dari Abu Bakrah, berkata: Allah telah memberi manfaat padaku dengan kalimat yang telah aku dengar dari Nabi setelah ham­pir saja aku bergabung bersama dengan ashabul jamal dan berperang bersama mereka. Suatu berita sampai kepada Nabi bahwa penduduk Persia telah mengangkat putri raja sebagai penguasa di tengah mer­eka. Nabi bersabda: Tidak akan beruntung suatu kaum menyerahkan urusannya kepada seorang perempuan. (HR Bukhari, Sahih Bukhari, Jilid 4. halaman 1610).

Baca juga : Fore-Play Bagi Pasangan Makrokosmos (2)

Hadis tersebut, menurut Fatimah Mernissi, dipopulerkan oleh Abu Bakrah, salah seorang mantan budak yang dihadapkan oleh suatu kondisi sulit, dimana harus memilih antara mendukung Ali, khalifah keempat dan suami Fatimah anak kesayangan Nabi, atau mendu­kung ‘Aisyah, istri kesayangan Nabi dan putri Abu Bakar, khalifah pertama.

Baca juga : Fore-Play Bagi Pasangan Makrokosmos (1)

Dalam posisi seperti ini, Abu Bakrah mempopulerkan hadis di atas. Hadis ini sesungguhnya respon Nabi setelah mendengarkan raja Persi bernama Kisra wafat, dan kekuasaannya digantikan oleh putrinya.

Baca juga : Interfaith Unity Walk (1)

Nabi memahami betul kondisi kerajaan Persi yang tengah menghadapan musuh bebuyutannya, kerajaan Romawi. Dan ternyata kemudian Heraklius meng­invasi Persia dan menduduki Ktesiphon. Munculnya hadis ini ternyata juga dilatar­belakangi oleh suatu sebab khusus yang sifatnya kondisional.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.