Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Renungan Atas Jatuhnya Kabul

Kamis, 19 Agustus 2021 08:28 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka - Dunia internasional kini dicekam rasa takut karena sebentar lagi pasukan Taliban bakal memasuki dan menguasai Kabul, Ibukota Afghanistan. Beberapa hari yang lalu, Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani dan keluarganya sudah kabur ke negara tetangga, Tajikistan, yang memberikan perlindungan politik. Presiden Ghani berkilah kepergiannya bertujuan supaya transisi kekuasaan pemerintahan di negaranya berjalan lancar.

Baca juga : Hiruk-Pikuk Hibah Rp 2 Triliun

Kabul, kini diibaratkan seperti kota Saigon menjelang kejatuhannya pada 4 Juni 1975. Pemerintahan Vietnam Selatan pimpinan Presiden Nguyen Van Thieu waktu itu dikepung pasukan Vietnam Utara dalam jumlah besar dibantu oleh gerilya Khmer Rouge (Khmer merah) menyerbu Saigon dengan semangat “kesetanan”: penuh semangat berapi-api dan kebencian, ingin segera mengenyahkan pasukan Amerika yang mendukung regime Vietnam Selatan. Dua minggu yang lalu Kabul diprediksi akan jatuh dalam tempo 3 bulan lagi. Prediksi itu hampir pasti meleset. Dalam waktu 2-3 minggu lagi, Kabul diyakini bakal jatuh ke tangan pasukan Al Qaeda.

Baca juga : Covid Peluang Memeras Orang Tertimpa Kesusahan

Menjelang kejatuhan Saigon, ribuan warga sipil Amerika dan pejabat/staf pemerintahan Vietnam Selatan berdesak-desakan naik pesawat untuk diangkut keluar dari Saigon. Tentu hanya sebagian kecil yang bisa diangkut pesawat. Tentara Amerika pun diungsikan dalam jumlah besar-besaran agar mereka tidak jatuh ke tangan Khmer Merah yang terkenal sadis. Kini, pesawat-pesawat tempur dari beberapa negara mendarat di bandara Kabul untuk mengangkut warganegara dan diplomat mereka keluar dari Kabul. Sementara itu, warga sipil yang punya uang berdesak-desakan naik pesawat sipil untuk keluar dari Kabul. Mereka semua takut jatuh ke tangan Taliban yang kini semakin dekat ke gerbang pintu bandar udara Kabul.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.