Dark/Light Mode

Renungan Atas Jatuhnya Kabul

Kamis, 19 Agustus 2021 08:28 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Pemerintah Amerika, juga Uni Soviet, rupanya tidak belajar dari sejarah. Hanya 3 tahun setelah sisa-sisa pasukan AS keluar dari Vietnam Selatan dengan wajah memalukan, Uni Soviet mulai mengangkut ribuan tentaranya ke Kabul. Argumentasinya: untuk menopang Perjanjian Persahabatan Soviet-Afghanistan yang ditandatangani kedua pemerintah pada 1978. Moskow happy karena menilai berhasil merangkul Afghanistan, merealisir impian Lenin–Bapak Pendiri Uni Soviet – untuk menguasai dunia yang dimulai dari selatan negerinya, kemudian benua Afrika, Arab dan Amerika Latin.

Baca juga : Hiruk-Pikuk Hibah Rp 2 Triliun

Ketika itu, malam hari, pesawat-pesawat angkut raksasa Soviet mengangkut 3 divisi pasukannya ke Kabul. Tapi, apa yang dicapai militer Soviet di Afghanistan? Pemerintahan boneka yang didirikannya satu persatu jatuh menghadapi tantangan rakyat muslim yang anti-komunis. Pada puncak keterlibatan Soviet di Afghanistan, jumlah pasukan Soviet di negeri itu mencapai 115.000. Tatkala Michael Gorbacev naik tahta pada Maret 1985, situasi Afghanistan menjadi prioritas pemerintahannya di bidang luar negeri. Dua tahun setelah berkuasa, Gorbachev memutuskan untuk menarik semua tentaranya dari Afghanistan. Kinerja tentara Soviet di negeri itu boleh dibilang babak belur. Menurut sumber intelijen Amerika, paling sedikit 15.000 tentara Soviet tewas setelah bertempur 10 tahun di sana.

Baca juga : Covid Peluang Memeras Orang Tertimpa Kesusahan

Februari 1989, Moskow menarik semua pasukannya dari Afghanistan. Soviet gagal total melawan gerilya Mujahidin yang mengepung mereka dari segala penjuru negara. Salah strategi dan taktik, begitu analisis negara-negara barat. Kesalahan yang sama, sebetulnya juga dilakukan oleh Amerika di Vietnam Selatan. Negara adidaya beranggapan pasukan gerilya bisa dihancurkan dengan bombardir dari udara sebesar-besarnya plus serbuan tentara di darat secara massif. Tapi, baik Soviet maupun Amerika tidak punya pengalaman dengan perang gerilya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.