Dark/Light Mode

Trend Islam Di AS (44)

Mengenal Ormas Islam Di AS: The Free Muslims Coalition (FMC)

Selasa, 28 Mei 2019 11:12 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - The Free Muslims Coalition (FMC) adalah sebuah organisasi muslim nirlaba di AS dibentuk setelah peristiwa 11/9 di AS. FMC berkonsentrasi untuk mewujudkan pembebasan Islam yang dibajak oleh segelintir pemeluknya. Pendiri organisasi ini, Khaled Kishtainy, seorang kolumnis di Al-Sharq Al-Awsat Newspaper, sebuah koran yang sangat popular di dunia Islam.

Dia menegaskan bahwa untuk memberantas terorisme tidak cukup hanya diserahkan kepada polisi atau pihak keamanan tetapi pemahaman meoderat Islam harus dipromosikan. Bahkan ia menggunakan istilah yang agak kontroversi, yaitu mempromosikan interpretasi secular moderat terhadap Islam, dengan penuh cinta-damai, demokrasi penuh cinta, yang compatible dengan keyakinan dan kepercayaan orang lain (The Free Muslims promotes a modern secular interpretation of Islam which is peace-loving, democracy-loving and compatible with other faiths and beliefs). Ia juga menganggap kelompok garis keras yang mengusung symbol Islam sebagai kekonyolan diperatasnamakan Islam (a ridiculous form of Islam).

Untuk membasmi terorisme dan kelompok radikal Islam tidak cukup membina para pelakunya tetapi juga diperlukan reinterpretasi sumber-sumber Islam secara mendasar. Selama itu belum dilakukan akan terus tumbuh kelompok-kelompok radikal baru karena pemahaman yang diperkenalkan melalui literatur dan pengajar-pengajar serta para penganjur Islam masih tetap berasumsi bahwa Islam sebagai agama yang ekslusif dan cenderung menafikan yang lainnya.

Baca juga : Mengenal Ormas Islam Di AS: The Muslim Student Association (MSA)

FMC melalui berbagai media memopulerkan gagasannya dengan mengundang para pakar yang sejalan dengan pikirannya untuk memberikan pemahaman baru terhadap umat Islam terhadap agamanya. Ia sering mengeritik tokoh dan ulama Islam seperti mendua; satu sisi mengutuk terorisme tetapi pada sisi lain tidak berani bicara keluar (speak out), bahkan cenderung memberikan pembenaran terhadap tujuan akhir yang hendak dituju kaum radikal teroris itu. 

Pro aktif yang dilakukan lembaga ini membuatnya begitu cepat popular di AS. Tokoh-tokohnya sangat dekat dengan pemerintah AS, bahkan sering diutus pemerintah AS untuk menyampaikan pesan AS kepada negara-negara muslim.

Pada bulan Juni tahun 2005, Nawash, salahseorang pentolan FMC pernah diutus pemerintah AS ke Eropa untuk menjelaskan pandangan AS tentang Islam. Pada bulan Maret 2006, ia diundang ke Yerusalem untuk memberikan padangan baru dalam penyelesaian konflik Israel dan Palestina. Ia memberikan pernyataan yang sangat kontroversi di sana karena menyatakan Israel dan Palestina sama-sama memiliki tanah Israel, kedua komunitas ini harus saling mengakui satu sama lain sebagai sebuah solusi paling baik.

Baca juga : Mengenal Ormas Islam di AS: Muslim Public Affairs Council (MPAC)

Ia menganjurkan agar kedua bangsa ini membentuk satu negara Bersama dengan system demokrasi. Tentu saja usulannya sulit diterima kedua belah pihak, meskipun dianggap usulan itu sebagai sesuatu yang mencerahkan. 

FMC sangat concern terhadap terorisme dan radikalisme yang memperatasnamakan Islam. Karena itu, FMC sering ditambahkan embel-embel: Free Muslims Coalition Against Terrorism (FMCAT). Tidak heran jika FMC dan anggotanya sering mendapatkan ancaman dari tokoh-tokoh garis keras. Namun seperti tidak punya rasa takut sedikit pun, para anggota FMC tetap bebas ke mana-mana memberikan speech dari seminar ke seminar internasional.

FMC bukan hanya menyerang kelompok radikal-teroris tetapi juga mengeritik para pemikir dan ulama konservatif yang dinilai memberi angina terhadap garis keras.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.