Dark/Light Mode

Manuver Kiai Ma’ruf Seret NU Masuk Ranah Politik

ACE HASAN SYADZILY, Jubir Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin : Khittahnya, NU Tidak Boleh Berpolitik Praktis

Rabu, 26 Desember 2018 11:12 WIB
Manuver Kiai Ma’ruf Seret NU Masuk Ranah Politik ACE HASAN SYADZILY, Jubir Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin : Khittahnya, NU Tidak Boleh Berpolitik Praktis

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam kunjungannya ke pondok pesantren Al Masthuriyah di Sukabumi, cawapres Ma’ruf Amin menyatakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak pernah meminta dan mengancam Jokowi dalam memilih calon pendampingnya di Pilpres 2019. PBNU, disebutnya, hanya menawarkan kadernya untuk menjadi cawapres, mendampingi Jokowi.

Menurut Ma’ruf, saat itu PBNU menawarkan beberapa kadernya untuk menjadi cawapres. Yakni; Ketum PBNU Said Aqil Siradj, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PPP, M Romahurmuziy, kalangan profesional Mahfud MD serta dirinya selaku Rais Aam PBNU. Jokowi pun memilih Ma’ruf Amin. 

Baca juga : Irfan Yusuf Hasyim, Juru Bicara Komite Khittah NU: Yang Ikut Pemilu 2019, PDIP Apa Partai NU Sih?

“Para ulama senior meminta saya menerima tawaran itu. Dengan bismillah, atas dorongan PBNU dan para ulama, saya menerima tawaran itu. Konsekuensinya PBNU harus habis-habisan. NU harus habis-habisan memenangkan Pak Jokowi bersama saya,” paparnya.

Pernyataan Ma’ruf yang meminta PBNU harus habis-habisan memenangkan pasangan calon nomor urut 01 ini dinilai beberapa elite NU sebagai upaya terang-terangan Ma’ruf Amin menyeret NU masuk pusaran politik praktis. Hal ini jelas bertentangan den¬gan Khittah NU sebagai ormas keagamaan. 

Baca juga : LA NYALLA MATTALITTI, Pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin: Saya Kesal Sama Mereka Agama Kok Dipolitisasi

Saking prihatinnya dengan kondisi itu, dzurriyah muassis alias anak cucu pendiri NU beberapa waktu lalu menggelar pertemuan. 

Pertemuan itu dihadiri KH Agus Solachul A’am Wahib Wahab (Gus A’am), Gus Rozaq, KH AWachid Muin, KH Muhammad Najih Maimoen (Gus Najih) dari Sarang, KH Abdul Zaini (Besuk, Pasuruan), KH Abdul Hamid (Lasem), KH Abdullah Muchid, KH Ahmad Zahro, MAal-Chafidh, KH Choirul Anam, KH Achmad Dahlan, Nasihin Hasan, Aminuddin Kasdi, KH Muhammad Idrus Ramli (Jember), KH Luthfi Bashori Alwi (Malang), Gus Ahmad Muzammil (Yogyakarta), Gus Mukhlas Syarkun.

Baca juga : Ashraf Ali, Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI: Kami Diperkenalkan Dong Jangan Di Media Saja

Hasilnya, mereka sepakat membentuk Komite Khittah , agar NU kembali ke rel Khittah 1926 sebagaimana yang dirumuskan oleh pendirinya. “Para kiai sedih, menan¬gis menyaksikan NU yang terlalu jauh diseret ke politik praktis. Melalui Komite Khittah , kita ingatkan agar kembali ke jalan yang benar,” tegas juru bicara Komite Khittah , KH Choirul Anam (Cak Anam). 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.