Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Aksi Penjahat Pemilu Terstruktur Atau Hanya Oknum Partai Politik?

HINCA PANDJAITAN, Sekjen Partai Demokrat :Ada Upaya Untuk Menutupi Kasus Ini

Kamis, 20 Desember 2018 10:42 WIB
Aksi Penjahat Pemilu Terstruktur Atau Hanya Oknum Partai Politik? HINCA PANDJAITAN, Sekjen Partai Demokrat :Ada Upaya Untuk Menutupi Kasus Ini

RM.id  Rakyat Merdeka - Hingga kini, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bersama seluruh anak buahnya masih serius memperkarakan dalang di balik kasus pengerusakan atribut partainya di Pekanbaru, Riau. Saking seriusnya, mereka sampai menggelar rapat darurat untuk membahas kejadian itu. Mereka meyakini kasus itu dilakukan secara terorganisasi, bukan oleh oknum. 

Partai Demokrat tidak sreg mendengar penjelasan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto yang mengatakan, pelakunya adalah oknum partai dan tidak dilakukan secara terstruktur. 

Betulkah tuduhan Partai Demokrat itu? Ataukah saat ini para penjahat pemilu sudah beraksi? Aksi mereka ini apakah ada kaitannya untuk memenangkan satu partai atau capres tertentu di Riau? Berikut penuturan Menko Polhukam Wiranto dan Sekjen DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan.

Baca juga : KIVLAN ZEN, Purnawirawan TNI : Basmi Teror Di Nduga, TNI Di Depan Bukan Polisi

Demokrat baru-baru ini tiba-tiba menggelar rapat terbatas untuk membahas kasus pengerusakan bendera di Pekanbaru. Apa benar begitu?
Betul, jam 10 pagi kemarin (18/12) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) memang melakukan rapat darurat. Kami menyebutnya rapat darurat, karena cepat sekali kami mengundang de¬wan pembina, dewan kehormatan, sekjen, bendahara umum, BPOKK, KPP, dan Kogasma. 

Bahkan kami mengundang Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Riau dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pekanbaru tempat kegiatan itu.  Rapat ini langsung dipimpin ketua umum, agendanya memfolow up kasus Pekanbaru. Terutama setelah Menko Polhukam menyampaikan statmennya sore, setelah didahului Kapolda Riau di pagi hari. 

Kami akan merumuskannnya, setelah itu memberikannya kepada masyarakat luas, agar duduk persoalannya terang benderang, sehingga tidak perlu tafsir lain atau membuat malah enggak jelas. Karena apa yang disampaikan Menko Polhukam itu kami harus luruskan.

Baca juga : WIRANTO, Menko Polhukam : Mereka Kelompok Sesat Yang Harus Kita Sadarkan

Partai Demokrat resah ya mendengar pernyataan Menko Polhukam itu?
Menurut kami pernyataan Menko Polhukam itu terlalu cepat, dan mengkerdilkan serta menyepelekan persoalan. Padahal sesungguhnya itu tidak seperti itu. 

Saya sendiri yang paling tahu apa yang terjadi di Pekanbaru, karena waktu kami di sana pagi itu, atau setelah kami tiba malam sekitar jam 1, saya keliling di kota Pekanbaru melihat-lihat. Dan saat itu semuanya oke, masih bagus, masih lengkap. Tapi satu jam kemudian sudah rata itu semua. 

Dan jangan dikira yang dirusak itu satu dua begitu, itu ada ribuan bendera dan ratusan baliho. Ada yang dirusak sebagian gam-barnya, ada yang dirobek-robek atau di-cutter begitu, lalu ada juga yang kerangkanya dipatahin, dan kemudian di buang begitu rupa. 

Baca juga : KURNIA RAMADHANA, Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) : Ada Anomali, Pejabat Kerap Dihukum Ringan

Dan saat itu kami menangkap seseorang. Jadi istilah di KPK ada operasi tangkap tangan (OTT), kami itu OTT satu orang pelakunya yang kemudian kami laporkan ke Polresta Pekanbaru, sekitar pukul 06.30 WIB. Jadi kami mempunyai cukup informasi, cukup data, cukup fakta dan perlu penjelaan yang detail dari pemerintah, terutama Polda Riau.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.