Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Aksi Penjahat Pemilu Terstruktur Atau Hanya Oknum Partai Politik?

WIRANTO, Menko Polhukam: Saya Sampaikan Apa Adanya, Bukan Ngarang

Kamis, 20 Desember 2018 11:19 WIB
Aksi Penjahat Pemilu Terstruktur Atau Hanya Oknum Partai Politik? WIRANTO, Menko Polhukam: Saya Sampaikan Apa
Adanya, Bukan Ngarang

RM.id  Rakyat Merdeka - Hingga kini, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bersama seluruh anak buahnya masih serius memperkarakan dalang di balik kasus pengerusakan atribut partainya di Pekanbaru, Riau. Saking seriusnya, mereka sampai menggelar rapat darurat untuk membahas kejadian itu. Mereka meyakini kasus itu dilakukan secara terorganisasi, bukan oleh oknum. 

Partai Demokrat tidak sreg mendengar penjelasan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto yang mengatakan, pelakunya adalah oknum partai dan tidak dilakukan secara terstruktur. 

Betulkah tuduhan Partai Demokrat itu? Ataukah saat ini para penjahat pemilu sudah beraksi? Aksi mereka ini apakah ada kaitannya untuk memenangkan satu partai atau capres tertentu di Riau? Berikut penuturan Menko Polhukam Wiranto dan Sekjen DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan.

Baca juga : HINCA PANDJAITAN, Sekjen Partai Demokrat :Ada Upaya Untuk Menutupi Kasus Ini

Anda bahwa pelaku perusakan bendera Partai Demokrat di Pekanbaru adalah oknum dari PDIP dan partai yang dia pimpin. Apa tanggapan Anda atas bantahan tersebut?
Enggak apa-apa, tanggapan dari mana saja silakan saja. Ini kan negara yang bebas. Tapi yang saya sampaikan betul-betul informasi dari Pak Kapolri pada saat kami berkumpul Senin (17/12). 

Kalau Senin itu kami biasa berkumpul, Pak Kapolri, Pak Mendagri, Pak Panglima TNI. Kami makan siang bersama, kami minta laporan dari lapangan. Nah hasil lap¬orannya seperti itu. Jadi saya hanya menyampaikan apa adanya, bukan saya ngarang.

Tapi Demokrat keukeuh membatah?
Kalau ada satu reaksi silakan, saya diajak ketemu juga enggak apa-apa. Tapi betul-betul itu merupakan sumber resmi, dari Polri yang sudah memerintahkan mengusut perusakan-perusakan itu. 

Baca juga : KIVLAN ZEN, Purnawirawan TNI : Basmi Teror Di Nduga, TNI Di Depan Bukan Polisi

Enggak boleh, berkembang enggak boleh. Makanya saya katakan oknum, oknum berarti tidak ada perintah, tidak ada perencanaan. Oknum yang dalam rangka pemikirannya sangat sederhana, melaksanakan kegiatan yang seperti ini. 

Detailnya saya kira kepolisian yang akan menjelaskan. Jadi tidak perlu kemudian di antara kita justru terjadi kesalahpahaman. Tentu saya sebagai Menko Polhukam tidak sembarangan bicara, tetapi berdasarkan laporan-laporan dari hasil penyelidikan aparat kepolisian di lapangan. Dan tujuan saya, untuk supaya masalah ini tidak berkembang lagi, berhenti di situ. 

Biar polisi nanti melakukan penyelidikan, yang salah diusut, ada aturan hukumnya, ada sanksinya, biar dilaksanakan perkembangan yang positif ke arah hukum. Tapi tidak kemudian membuat kita satu sama lain tidak bersatu. Karena pemilu ini bukan tempat kita untuk terpecah belah, bukan tempat kita untuk berkonflik. Tapi tempat kita untuk bagaimana kita melakukan kontestasi memilih pemimpin yang berkualitas.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.