Dark/Light Mode

Manuver Kiai Ma’ruf Seret NU Masuk Ranah Politik

ACE HASAN SYADZILY, Jubir Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin : Khittahnya, NU Tidak Boleh Berpolitik Praktis

Rabu, 26 Desember 2018 11:12 WIB
Manuver Kiai Ma’ruf Seret NU Masuk Ranah Politik ACE HASAN SYADZILY, Jubir Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin : Khittahnya, NU Tidak Boleh Berpolitik Praktis

 Sebelumnya 
Lantas bagaimana Komite Khittah menanggapi pernyataan Ma’ruf Amin yang meminta PBNU berjuang habis-habisan memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin? Dan bagaimana Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin menanggapi pernyataan Komite Khittah ? Berikut penuturan masing-masing pihak.

Bangaimana Anda menanggapi pernyataan Komite Khittah NU yang mengharapkan agar Ma’ruf Amin tidak menyeret-nyeret PBNU masuk dalam politik praktis?
Ya saya kira secara organisatoris ya, NU sesuai dengan khittahnya memang seharusnya tidak berpolitik praktis. Namun demikian kita harus tahu, bahwa Kiai Ma’ruf Amin adalah satu-satunya cawapres yang berasal dari kalangan nahdliyin. 

Dan beliau bagaimanapun adalah Rais Aam Syuriah NU, sebuah institusi tertinggi di kepengurusan NU, yang menurut saya perlu dihargai keberadaannya. 

Oleh karena itu, ini merupakan sebuah penghargaan tertinggi buat kader Nadhatul Ulama, yang ditempatkan sebagai calon wakil presiden. Oleh karena itu sebagai satu-satunya cawapres yang berasal dari NU, maka seharusnya semua kalangan dari NU memiliki kewajiban moral untuk sepenuh hati mendukung beliau.

Baca juga : Irfan Yusuf Hasyim, Juru Bicara Komite Khittah NU: Yang Ikut Pemilu 2019, PDIP Apa Partai NU Sih?

Jadi Anda sepakat dengan pernyataan Ma’ruf Amin yang meminta agar PBNU all out memenangkan Jokowi-Ma’ruf?
Ya konsekuensinya seharusnya demikian. Karena bagaimanapun walau sudah non aktif sebagai Rais Aam NU, Kiai Ma’ruf adalah simbol ulama, ulama yang memiliki otoritas tertinggi di kalangan NU, ya tentu ini kesempatan bagi NU untuk me¬megang tampuk kekuasaan politik di Indonesia.

Tapi kalau seperti itu PBNU jadi seperti mesin partai, sementara PBNU itu ormas Islam yang didalamnya diamanatkan khittah agar tidak ikut-ikutan berpolitik?
Itu yang saya bilang tadi, secara organisatoris NU memang sesuai khit-tahnya tidak boleh berpolitik praktis. Namun demikian kita juga tidak bisa menutup mata, bahwa Kiai Ma’ruf Amin adalah Rais Aam Syuriah NU yang secara simbolik merupakan pe¬megang otoritas tertinggi di NU.

Kalau seperti itu jadi bertentangan dong dengan Khittah NU?
Ya secara kelembagaan saya kira memang NU harus netral. Tetapi kan secara kultural, secara simbolik, siapapun warga NU seharusnya ber-bangga jika kader terbaiknya, yaitu Kiai Ma’ruf Amin bisa memegang kekuasaan sebagai wakil presiden.

Satu sisi kan Anda bilang harus netral, tapi di sisi lain harus all out mendukung. Bisa dijelaskan maksudnya?
Begini. Di dalam dunia politik itu NU tentu harus menjaga jarak dengan kekuasaan. Namun kan kita tidak bisa melepaskan begitu saja kesempatan untuk mendapatkan kekuasaan itu.

Baca juga : LA NYALLA MATTALITTI, Pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin: Saya Kesal Sama Mereka Agama Kok Dipolitisasi

Bagi NU sendiri ini saatnya untuk dapat berkiprah, dengan menempatkan kadernya. Apalagi Kiai Ma’ruf adalah Rais Aam Syuriah NU, maka menciptakan kemasalahatan umat dan bangsa itu terbuka buat NU mewujudkannya.

Bukannya nanti malah membuat risau umat kalau NU terus-terusan diseret-seret ke panggung politik praktis?
Ya saya katakan secara institusi NU tidak berpolitik. Tetapi bahwa di antara paslon yang memiliki orisinalitas NU adalah Kiai Ma’ruf Amin. Beliau adalah Rais Aam Syuriah NU meskipun saat ini non-aktif.

Sejauh ini bagaimana dukungan NU terhadap paslon 01? 
Sebagaimana yang tercermin dari survei yang dilakukan oleh lembaga survei yang kredibel, justru dukungan terbesar yang diberikan kepada pasangan Jokowi-Ma’ruf itu dari kalangan NU.

Tapi kan ada beberapa tokoh NU juga yang merapat ke Prabowo-Sandi, dan ada Komite Khittah yang dibentuk pasca Ma’ruf Amin maju sebagai cawapres. Sebab dalam AD/ART PBNU konon Rais Aaam itu diharamkan mencalonkan atau dicalonkan. Itu bagaimana?
Ya saya kira hak setiap warga nahdliyin menentukan pilihan politiknya. Cuma, jika ada kader NU yang dicalonkan menjadi cawapres, kenapa kita tidak mendukung.

Baca juga : Ashraf Ali, Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI: Kami Diperkenalkan Dong Jangan Di Media Saja

Ini kan bagian dari ukhuwah nahdliyin, ukhuwah persaudaraan nahdliyin untuk bagaimana kesempatan kalangan nahdliyin berada dalam tampuk kekuasaan, dengan menjabat calon wakil presiden. Ini kesempatan yang luar biasa bagi NU sendiri. Menurut saya kesempatan ini jangan sampai disia-siakan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.